Baiklah, mungkin diantara
kita sudah mulai menimbang-nimbang, siapa calon presiden yang akan dipilih.
Atau jika belum punya pilihan,barangkali mulai memelototi wajah-wajah yang
berseliweran, mengaku-ngaku siap jadi presiden, atau masih malu-malu, meski
gelagatnya akan maju juga. Tahun 2014,tahun dimana suksesi kepemimpinan
nasional bakal terjadi, membuat kita jadi harap-harap cemas.
Presiden tentu jabatan
prestisius. Pak Beye jauh-jauh hari sudah memastikan, sang istri tidak akan
maju. Tidak baik bagi pendidikan demokrasi,kata Pak Beye. Maka, ketika ia
merilis buku tulisannya berjudul “Selalu ada pilihan”, menjadi menarik, karena
di situlah kita bisa belajar untuk siap-siap menjadi presiden. Atau setidaknya,
bermimpi jadi presiden. Kita tentu tak mungkin meminta waktu khusus, agar Pak
Beye bercerita soal kiat suksesnya dua kali dalam pemilihan langsung.
Buku ini menjadi jembatan.
Bak pepatah China,’jika engkau mau melewati sebuah jalan, bertanyalah pada
orang yang pernah lewat lebih dulu’,buku setebal 808 halaman ini menyimpan
banyak “mutiara”. Tak cuma share pengalaman bagaimana merebut hati rakyat, di
dalamnya juga bertebaran kisah-kisah inspiratif, sekaligus “menakutkan”,
dipandang dari sisi psikologis seorang RI 1. Mungkin selama ini kita melihatnya
kursi RI 1 itu enak belaka.
Kata Pak Beye,menjadi
presiden harus siap selalu difitnah, dihina, dihujat dan direndahkan. Bahkan
untuk orang-orang yang pernah diberinya jabatan tinggi, kemudian karena sistem
menghendaki ia diganti,komentar-komentar miring kerap datang. Tak
ketinggalan,aroma mistis juga sering “mengunjunginya”. Pak Beye bercerita,
pernah gulungan asap hitam berputar-putar memasuki rumahnya. Setelah dibacakan
surat Al Fatihah, asap itu segera ngacir.
Seorang temannya bekas menko
di kabinet Gus Dur bahkan terang-terangan minta jabatan menteri, saat ia
terpilih di 2009. Ketika kemudian tidak diberi, orang itu hingga kini konsisten
menyuarakan gerakan anti SBY. Ada cerita menarik juga, seorang ulama-politisi, pemimpin
sebuah ormas Islam besar, melamar jadi cawapres saat pilpres 2004. Tapi setelah
JK yang dipilih, sang ulama-politisi itu hingga kini terus galak.
Pak Beye juga membuka
sedikit rahasia,tentang seorang anak muda yang sempat memimpin
partainya.Awalnya, banyak informasi masuk, bagaimana anak muda itu menghalalkan
segala cara untuk menggapai jabatan yang diinginkannya.”Jangan terkecoh dengan
penampilan santun dan sikapnya yang lembut,”kata pak Beye mengutip pemberi
informasinya. Tapi karena ia tak suka berburuk sangka, informasi itu
ditepisnya.
Belakangan, kata-kata
orang itu benar adanya. Pak Beye bahkan terang-terangan menulis, anak muda yang
sedang bermasalah dengan hukum itu justru sekarang yang tambah galak. “Dia
menghembus-hembuskan wacana, agar saya maju sebagai wakil presiden di pilpres
2014. Itu sengaja untuk mempermalukan saya,karena saya sudah berjanji untuk
mengakhiri masa bakti secara baik,”ujar Pak Beye.
Jika di jaman orde baru
orang dekat presiden berlimpah harta,justru saat Pak Beye menjabat, ia banyak
kehilangan teman. Begitu juga anak-anaknya, yang curhat jika teman-temannya
jadi ikut “susah”. Bukan apa-apa. Di tengah kebebasan pers yang kerap
kebablasan,orang-orang dekat presiden itu selalu dicurigai tindak tanduknya.
Mau bisnis secara benar sering mendapat sorotan. Apalagi kongkalikong, jauh
panggang dari api.
Padahal untuk masalah
bisnis, Pak Beye dikenal “kaku”. Ia bahkan tak mau menolong teman
dekatnya,untuk sekedar mendapat rekomendasi proyek.”Semua harus lewat prosedur,”kata
Pak Beye. Dengan prinsip seperti ini saja, selalu ada saja pihak yang ingin
menyeret-nyeretnya dalam kasus yang sedang menimpanya. Pak Beye misalnya
menyebut sikap LHI, yang menuduhnya tanpa dasar.
Secara terang dan jelas,
Pak Beye juga membantah tahu kasus Century. Juga kasus-kasus lain, seperti
Hambalang,Bunda Putri, aliran dana ke Ibas, dan tuduhan Anas jika ia intervensi
terhadap KPK untuk menjadikan Anas sebagai tersangka. Sanggahan ini tentu saja
menjadi pertaruhan besar bagi Pak Beye, karena bantahan tertulis sudah tersebar
di seluruh Indonesia dan dipajang di toko-toko buku Gramedia, sebagai penerbit
buku ini.
Di luar dari berbagai
informasi menarik yang dikemas dengan bahasa lugas dan mudah difahami,ada satu
pesan yang rasanya menarik untuk digarisbawahi. Persaingan pilpres 2014 akan
sangat ketat. Belajar dari pilpres 2004 dan 2009, cara-cara keji dan tak
beradab masih muncul, sebagai upaya
untuk membunuh karakter lawan. Pak Beye, disini menegaskan, politik yang
bersih dan berkeadaban pun, jika dijalankan dengan strategi yang jitu, akan
memberi hasil maksimal.
Di atas dari semuanya
adalah ridho Allah. Saat pilpres 2004 dan 2009 misalnya, banyak sekali orang
pintar yang mendekati Pak Beye untuk memberi semacam “pegangan”. Tapi semua
ditolak dengan halus. Begitu juga saat seorang paranormal kondang meramal ia
akan kalah, Pak Beye menenangkan tim suksesnya dan menyuruh bertawakal pada
Allah. “Karena bukan suara paranormal, pengamat politik, atau pemuka agama yang
menentukan. Mereka, pengamat politik dan pemuka agama penting. Tapi lebih dari
segalanya, rakyat yang memiliki suara dan ridho Allah,”kata Pak Beye.
Buku ini menarik dibaca,
karena antar bab bercerita kisah-kisah berbeda. Kita bisa membacanya mulai dari
bab mana saja, hingga ketebalan buku bukan menjadi sesuatu yang menakutkan.
Mungkin bagi kalangan anti SBY, buku ini tak lebih dari curhat tak berguna.
Tapi dengan memasang kejernihan hati, membuang syak wasangka, meredesain pola
pikir dan mencoba berendah hati “mendengarkan” buah pikir Pak Beye,insyaallah
banyak hikmah yang bisa dipetik.
Kita jadi tahu, mana tokoh
politik haus jabatan, mana ‘Sengkuni’ yang selalu menyebar kebencian, mana
musang berbulu monyet, dan mana tokoh politik atau pebisnis yang tulus
menjalani tugasnya. Tentu dengan catatan, kita rajin mengikuti isu-isu politik,
karena Pak Beye tidak menyebut nama. Ada simbol dan kita harus menebak sendiri.
Soal harga buku, saya tidak tahu karena ini saya dapatkan secara cuma-cuma saat
liputan. Tapi untuk mereka yang bermimpi jadi presiden,bahkan sudah pada taraf ngebet buangeet,harga berapapun bukanlah masalah,hehehe. Tabik...
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan anda!