Saat
TVRI masih jadi televisi satu-satunya di Indonesia, serial drama Oshin menjadi
salah satu mata acara favorit. Kala itu, sekitar tahun 1983, Oshin hadir dan
berhasil mengharu biru pemirsa perempuan. Ingatan masa lalu ini bahkan terus
terpatri di generasi 1980-an, dan saban kali nama Oshin disebut, lesatan adegan
Oshin dengan segala suka dukanya kembali hadir di benak.
Mungkin
tahu jika serial ini telah melegenda, produser serial ini mengumumkan rencana
untuk mengadaptasi cerita drama itu menjadi film. Ini kabar menarik. Apalagi
proyek itu digarap bertepatan dengan perayaan 30 tahun tayangan drama televisi
NHK tersebut. Dalam konferensi pers di Tokyo, Selasa (5/2)lalu, produser juga
mengumumkan bahwa aktris Aya Ueto dan Goro Inagaki, salah satu anggota grup
idola Jepang terkenal SMAP masuk dalam
daftar pemainnya!
Lewat
Audisi Ketat
Pembuatan
film Oshin memang segera menyita perhatian publik. Tak urung, banyak
bintang-bintang Jepang yang juga berminat ikut terlibat. Usai audisi ketat, Ueto dan Anagaki
rencananya akan berperan menjadi orang
tua Oshin. Untuk pengambilan gambarnya
akan dilakukan di Perfektur Yamagata, tempat syuting serial drama Oshin.
Peran
Oshin kecil dalam film yang rencananya dirilis bulan Oktober 2013 itu jatuh ke tangan model Kokone Hamata,
8 tahun. Perjuangan Kokone untuk mendapatkan peran ini juga lumayan berat. Ia terpilih
dalam audisi yang diikuti 2.471 anak perempuan.”Rasanya senang bisa terlibat
dalam serial teve yang sudah melegenda,”kata Kokone usai konferensi pers.
Versi
drama NHK tersebut, naskahnya ditulis Sugako Hashida dan dibintangi oleh Ayako
Kobayashi, Hiroko Tanaka, dan Nobuko Otowa. Sang penulis cerita berharap agar
para penonton masa itu bisa memahami semangat Oshin.”Dulu majikan berlaku
sangat keras terhadap pelayan mereka. Saya berharap korban pembulian saat ini
bisa melihat jiwa Oshin yang tangguh saat menghadapi cobaan,”kata Sugako
Hashida.
Drama
seri Oshin berhasil mencatat rating penonton tertinggi yaitu 60 persen. Oshin
juga berhasil ditayangkan di luar negeri dan mendapat pengakuan untuk
penggambaran simbolis dari wanita Jepang. Tim yang terlibat dalam pembuatan
film Remake ini adalah tim yang sama dengan yang membuat film-film seperti
Okuribito. Mereka memiliki pandangan untuk film Oshin bisa meraih pencapaian
tertinggi yaitu Academy Awards.
Serial
Oshin bercerita tentang kehidupan Oshin Tanokura dalam era Meiji hingga awal 1980-an.Ia dipanggil Oshin dan
harus bekerja keras dari kecil sampai dewasa. Berkat keuletannya, Oshin
akhirnya menjadi pemilik waralaba toko swalayan yang kaya. Serial yang terdiri
atas 297 episode dengan durasi masing-masing episode 15 menit itu ditayangkan
di Jepang pada 4 April 1983 sampai 31 maret 1984.
Di
Indonesia, serial ini ditayangkan TVRI pada pukul 17.30 mulai bulan November
1986 sampai tahun 1989. Kemudian ditayangkan ulang berkali-kali hingga tahun
2009. Oshin dianggap sebagai salah satu drama televisi Jepang terbaik. Saking
menariknya, drama seri ini ditayangkan di 59 negara.
Sedic
International, rumah produksi yang pernah memenangi Piala Oscar tahun 2008
lewat film “Okuribito” (departures), telah membeli lisensi untuk memproduksi
film Oshin. Mereka akan mengumumkan detail filmnya paling lambat pada bulan
Juli mendatang.
Dari
Kisah Nyata
Serial
ini bercerita tentang seorang gadis, Shin Tanokura atau Oshin yang dilahirkan
di sebuah keluarga miskin. Atau mungkin lebih pas, sangat miskin. Dengan segala
suka dan dukanya Oshin berjuang dari bawah sebelum kemudian dia mencapai
kesuksesan.
Serial
ini banyak mengajarkan nilai-nilai hidup yang positif. Hidup tidaklah
sederhana.Hidup juga tidak selalu menyediakan jawaban atas semua pertanyaan. Oshin harus menempuh jalan
berliku-liku. Pada usia 7 tahun dia harus membanting tulang, menjadi seorang
baby sitter untuk membantu keuangan keluarga. Dari sanalah segala
penderitaannya dimulai.
Oshin,misalnya,
pernah dituduh mencuri uang hingga ia kabur. Oshin yaris mati membeku di tengah
hujan salju. Petualangan melodramaya masih berlanjut. Dia menjadi pelayan, bekerja
di bar, juga menjadi pemotong rambut. Uniknya, Oshin merupakan adaptasi dari
novel yang didasari pada kisah nyata Kazuo Wada, seorang pebisnis yang memiliki
Yaohan, sebuah jaringan supermarket.
Karena
menggunakan rentang waktu yang panjang maka Oshin diperankan oleh tiga orang.
Ayako Kobayashi memerankan Oshin saat berumur 6 hingga 10 tahun, lalu Tanaka
Yuko sebagai Oshin berumur 16-46 tahun dan Otowa Nobuko sebagai Oshin tua.
Seperti
di Indonesia, rating Oshin juga tinggi di negara-negara lain khususnya Asia.
Bahkan hingga kini tiap kali Ayako Kobayashi berkunjung ke negara-negara Asia,
dia masih mendapat sambutan hangat Di
Vietnam, istilah Oshin sebagai eufimisme bagi para pekerja domestik. Mungkin
seperti pramuwisma di Indonesia.
Sebelumnya,Oshin
sempat menimbulkan polemik bagi masyarakat Jepang. Yakni, ketika negara
Matahari terbit tersebut sedang giat-giatnya mengintroduksikan perkembangan
teknologinya ke seluruh penjuru dunia. Dikhawatirkan kehadiran Oshin adalah
sebuah iklan yang buruk. Hal ini karena di serial ini juga terungkap sisi-sisi
lain Jepang yang apa adanya.
Namun
yang terjadi kemudian justru sebuah
apresiasi yang luar biasa dari dunia luar. Sebab, ternyata diantara ekspansi
teknologi Jepang, masih dijumpai gadis berkimono, upacara minum teh, tatami,
atau salju yang turun di pucuk-pucuk Sakura. Artinya, Jepang ternyata bisa
menjadi negara maju dengan tetap berpijak pada tradisi luhur peninggalan nenek
moyangnya. Kemajuan teknologi ternyata bisa bersanding dengan budaya bangsa.
Penyakit
Konsumerisme
Oshin
menggambarkan seorang perempuan Jepang yang ulet, tangguh dan hemat. Memang,
nilai-nilai itu tak menggamarkan kondisi perempuab Jepang pada umumnya,
khususnya di tahun 1980-an. Ada yang mengkritik, gadis lugu sederhana seperti Oshin
hanya dijumpai di dalam kotak ajaib bernama televisi. Sebab menurut sejumlahh
survey,pada saat film ini dirilis, justru ditemukan fakta bahwa masyarakat Jepang
mulai dijangkiti penyakit yang ditularkan dari Baratn, yakni produk kapitalis
bernama konsumerisme.
Sebuah
survey sebuah bank misalnya. Pengantin baru di Jepang rata-rata menghabiskan
sekitar 100 juta, mulai dari pesta perkawinan, bulan madu sampai pembelian
tetek bengek perabotan rumah tangga. Sementara orang tua di Jepang tak
segan-segan mengeluarkan Rp 12 juta
untuk membeli sehelai kimono bagi anak gadisnya. Pembelian ini dianggap
layak,hanya karena anak tetangga sudah lebih dulu membeli kimono yang semahal
itu.
Dalam
beberapa hal, lagak dan laku orang Jepang dalam dekade 80-an akhir tak beda
dari perilaku orang Arab yang kaya mendadak 10 tahun silam. Mereka tak
terbelalak lagi melihat tas golf seharga Rp 3,5 juta, atau sebotol wiski yang
harganya Rp 125 ribu. Bahkan mobil-mobil mahal dari jerman, seperti BMW 501,
sudah mulai diinden di Jepang dengan harga lebih dari Rp 170 juta. Jangan lupa,
harga-harga itu adalah di tahun 1980-an.
Idealisme
sosok Oshin, faktanya tetap menarik untuk bahan kajian. Terutama soal bagaimana
Oshin melempar tema tentang upayanya mengangkat harkat wanita. Maklum, tradisi
di negara Jepang selama berabad-abad menempatkan wanita hanya sekedar
‘pelengkap’ dalam dunia yang didominasi oleh kaum berotot; pria.
Atau
meminjam istilah dikampung kita;’kanca wingking’. Wanita hanya menjadi pelayan
dan lebih ekstrim lagi hanya penghibur,
seperti yang tampil dalam sosok geisha. Sosok Oshin menggambarkan wanita yang pantang
menyerah dalam mengarunhgi hidup yang penuh tantangan, untuk kemudian dia
berhasil menjadi pemenang.
Di
sisi lain, meski menguras air mata, Oshin tak bisa dikatakan cengeng, laiknya
lagu-lagu kita di era yang sama. Cengeng dalam arti hanya membuat kita larut
dan haru yang berlarat-larat.Oshin boleh jadi membuat banyak orang diam-diam
terisak. Tapi, sepanjang penderitaannya, Oshin tak pernah mengambil kesempatan
untuk membalas dendam.
Sempat
Bangkrut
Moral
cerita ini bisa kita teladani. Di salah satu episode Oshin kecil, ia
menyelamatkan kayo yang sebelumnya selalu berupaya mengancam dan menyusahkan Oshin.
Juga keteguhan Oshin saat ditinggal Ryuzo (dalam dua fase, yaitu saat Ryuzo
depresi karena bisnisnya yang kolaps dan saat Ryuzo mati bunuh diri). Oshin
juga dipuji karena ketegarannya mencari nafkah untuk keluarganya.
Oshin
mengajarkan hikmah hidup yang lurus, kemandirian, tekad kuat, dan tentu saja
feminism tanpa perlu menjadi radikal. Kisah Oshin adalah kisah tentang
perempuan mandiri dan kuat yang tak ada matinya. Inilah kekuatan cerita Oshin,
yang membuatnya menjadi legenda. Sayang, keberhasilan Oshin tak membuat Kazuo
Wada, sang sumber cerita bisa terus sukses.
Pendiri
Yohan supermarket ini memang sempat menanjak. Di tahun 90-an Yohan mencapai
puncak dengan 450 outlet di 16 negara. Tanpa alasan jelas, Yohan bangkrut dan
harus dijual. Kebangkrutan Yohan merupakan kebangkrutan terbesar dalam dunia
bisnis ritel Jepang pasca perang.
Fakta-fakta
menarik berikut mungkin bisa menjadi sedikit gambaran, bagaimana serial Oshin
telah “menjajah” banyak negara, dengan berbagai rupa warna.
1.Awalnya
Oshin tayang tanpa iklan. Namun setelah popularitasnya menjulang, Oshin difilm
kartunkan, dibonekakan, dijadikan souvenir, diteaterkan, dibikin lagi dan
sebagainya. Pokoknya, apapun yang bisa jadi uang, Oshin coba di create.
2.Di
Iran, konon, saat seorang muslimah ditanya oleh seorang reporter radio. “Menurut
anda siapa simbol keperempuanan Islam?”. “Oshin” jawabnya. Jawaban ini
mengejutkan pemimpin Iran Ayatullah Khomeini yang langsung memerintahkan
penangkapan 4 orang dari stasiun TV yang menyiarkan Oshin.
3.Serial
Oshin menginspirasi tayangan sejenis berjudul Rin dan ditayangkan di TVRI.
Serial ini merupakan kisah Rin Tachibana wartawati pertama Jepang.
4.Mantan Presiden Megawati menjadikan Oshin sebagai
salah satu pokok pembicaraan (rumpian) dengan perdana menteri Jepang Junichiro
Kouzumi saat PM Jepang itu menjamu para pemimpin Asean. Saat itu Ayako
Kobayashi juga menjadi salah satu penjemput tamu.
5.
Cara menggendong bayi kala serial ini tayang, menjadi trend di Indonesia. Waktu
itu, cara tersebut di namakan cara Oshin. Padahal sebelumnya, cara ini disebut
sebagai cara Jawa. Entahlah setelah film layar lebarnya tayang. Apakah Oshin
masih tetap akan digambarkan menggendong bayi seperti di drama serialnya?Kita
tunggu saja.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan anda!