Tiap
kali bulan Desember berakhir, pesta tahun baru Masehi segera dirayakan di
seluruh dunia. Terompet,kembang api dan berbagai pesta mewarnai datangnya tahun
baru. Namun jarang yang tahu, jika tradisi perayaan Tahun Baru sudah dilakukan
jauh sebelum tiba tahun Masehi.
Begitupun nama-nama bulan, sempat dibongkar pasang tergantung penguasa
Romawi zaman baheula.
Bangsa Romawi Kuno
Sejak Abad ke-7 SM bangsa Romawi kuno telah
memiliki kalender tradisional. Namun kalender ini sangat kacau dan mengalami
beberapa kali revisi. Sistem kalendar ini dibuat berdasarkan pengamatan
terhadap munculnya bulan dan matahari, dan menempatkan bulan Martius (Maret) sebagai
awal tahun hingga tahun baru diadakan tiap awal Bulan Maret.
Pada tahun 45 SM Kaisar Julius Caesar
mengganti kalender tradisional ini dengan Kalender Julian . Urutan bulan
menjadi: Januarius, Februarius,Martius,Aprilis, Maius, Iunius, Quintilis, Sextilis, September, October,
November, dan December. Di tahun 44 SM,
Julius Caesar mengubah nama bulan “Quintilis” dengan namanya, yaitu “Julius” (Juli).
Sementara pengganti Julius Caesar,
yaitu Kaisar Augustus, mengganti
nama bulan “Sextilis” dengan nama bulan “Agustus”. Kalender Julian ini kemudian
digunakan secara resmi di seluruh Eropa hingga
tahun 1582 M ketika muncul Kalender
Gregorian.
Januarius (Januari) dipilih sebagai bulan
pertama, karena dua alasan. Pertama, diambil dari nama dewa Romawi “Janus”
yaitu dewa bermuka dua, satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi
menghadap ke belakang. Dewa Janus adalah dewa penjaga gerbang Olympus. Sehingga
diartikan sebagai gerbang menuju tahun yang baru.
Kedua, karena 1 Januari jatuh pada puncak
musim dingin. Di saat itu biasanya pemilihan konsul diadakan, karena semua
aktivitas umumnya libur dan semua Senat dapat berkumpul untuk memilih Konsul.
Di bulan Februari konsul yang terpilih dapat diberkati dalam upacara menyambut
musim semi yang artinya menyambut hal yang baru. Sejak saat itu Tahun Baru
orang Romawi tidak lagi dirayakan pada 1 Maret, tapi pada 1 Januari. Tahun Baru
1 Januari pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM.
Tahun Baru Masehi
Sejak Konstantinus yang Agung
menduduki tahta Kaisar Romawi tahun 312 M,
Kristen menjadi agama yang legal di Kekaisaran Romawi Kuno. Bahkan tanggal 27
Februari 380 M Kaisar Theodosius mengeluarkan sebuah
maklumat, De Fide Catolica,
di Tesalonika, yang dipublikasikan di Konstantinopel, yang menyatakan bahwa
Kristen sebagai agama negara
Kekaisaran Romawi Kuno.
Di Abad-abab Pertengahan (middle ages),
abad ke-5 hingga abad ke-15 M, Kristen memegang peranan dominan di Kekaisaran
Romawi hingga ke negara-negara Eropa lainnya. Berdasarkan keputusan Konsili
Tours tahun 567 umat Kristen ikut merayakan Tahun Baru dan mereka mengadakan
puasa khusus serta ekaristi. Kebanyakan negara-negara Eropa menggunakan tanggal
25 Maret, yakni hari raya umat Kristen yang disebut Hari Kenaikan Tuhan,
sebagai awal tahun yang baru.
Umat Kristen menggunakan kalender yang
dinamakan Kalender Masehi. Mereka menggunakan penghitungan tahun dan bulan
kalender Julian, namun menetapkan tahun kelahiran Yesus atau Isa sebagai tahun
permulaan (tahun 1 Masehi),
walaupun sejarah menempatkan kelahiran Yesus pada waktu antara tahun 6 dan 4
SM.
Setelah meninggalkan Abad-abad Pertengahan,
pada tahun 1582 M Kalender Julian diganti dengan Kalender Gregorian. Dinamakan Gregorian
karena Dekrit rekomendasinya dikeluarkan oleh Paus Gregorius XIII. Dekrit ini
disahkan pada tanggal 24 Februari 1582 M. Isinya antara lain tentang
koreksi daur tahun kabisat dan pengurangan 10 hari dari kalender Julian.
Akibatnya setelah tanggal 4 Oktober 1582
Kalender Julian, esoknya adalah tanggal 15 Oktober 1582 Kalender Gregorian.
Tanggal 5 hingga 14 Oktober 1582 tidak pernah ada dalam sejarah Kalender
Gregorian. Sejak saat itu, titik balik surya bisa kembali ditandai dengan
tanggal 21 Maret tiap tahun, dan tabel bulan purnama yang baru disahkan untuk
menentukan perayaan Paskah di seluruh dunia.
Pada mulanya kaum protestant tidak menyetujui
reformasi Gregorian ini. Baru pada abad berikutnya kalender itu diikuti. Dalam
tubuh Katolik sendiri, kalangan gereja ortodox juga bersikeras untuk tetap
mengikuti Kalender Julian sehingga perayaan Natal dan
Tahun Baru mereka berbeda dengan gereja Katolik Roma.
Pada tahun 1582 M Paus Gregorius XIII juga
mengubah Perayaan Tahun Baru Umat Kristen dari tanggal 25 Maret menjadi 1
Januari. Hingga kini, Umat Kristen di seluruh dunia merayakan Tahun Baru mereka
pada tanggal 1 Januari.
Bentuk Perayaan
Perayaan
tahun baru Masehi, sudah lama menjadi tradisi dan ditetapkan sebagai hari libur
nasional di berbagai negara. Di Amerika Serikat, umumnya perayaan dilakukan
pada tanggal 31 Desember malam, di mana orang-orang pergi ke pesta dan
berkumpul, atau menonton program televisi dari Times Square di jantung kota New
York. Pada saat lonceng tengah malam berdentang, sirene dibunyikan, kembang api
diledakkan, orang-orang menyerukan “Happy New Year” dan menyanyikan lagu Auld Lang Syne.
Pada tanggal 1 Januari
orang-orang Amerika mengunjungi sanak saudara dan teman-teman atau menonton
acara televisi: Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lomba football Amerika
Rose Bowl dilangsungkan di California, atau Orange Bowl di Florida, Cotton Bowl
di Texas, atau Sugar Bowl di Louisiana.
Di Inggris para suami memberi uang kepada istri-istri
mereka untuk membeli bross sederhana (pin). Kebiasaan ini hilang pada tahun
1800-an, namun istilah pin
money yang berarti sedikit
uang jajan, tetap digunakan. Orang koloni di New England, Amerika, merayakan
tahun baru dengan menembakkan senapan ke udara dan bersorak, sementara yang
lain mengikuti perayaan di gereja atau pesta terbuka.
Pada
tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brasil berbondong-bondong
menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut,
mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan
terhadap sang dewa Lemanja—Dewa laut yang terkenal dalam legenda negara Brasil.
Sedangkan
menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan pesta
perayaan New Year’s Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan
kekurangan pangan selama setahun penuh. Di Yunani,
buah delima yang menurut orang Yunani melambangkan kesuburan dan kesuksesan
ditebarkan di pintu rumah, kantor dan dipakai sebagai simbol doa untuk
mendapatkan kemakmuran sepanjang tahun.
Sementara di Italia, di salah satu kotanya, yaitu
Naples, tepat pukul 00:00 malam pergantian tahun, masyarakat disana akan
membuang barang barang yang sudah usang dan tidak terpakai di jalanan. Masyarakat Spanyol,tepat di malam pergantian
tahun, akan memakan anggur sebanyak 12 biji. Jumlah 12 melambangkan harapan
selama 12 bulan kedepan.
Masyarakat Jepang
merayakan tahun baru Masehi dengan memakan 3 jenis makanan sebagai simbol yaitu
telur ikan melambangkan kemakmuran, ikan sarden asap melambangkan kesuburan
tanah dan manisan dari tumbuhan laut yang melambangkan perayaan. Sementara
masyarakat Korea, pada malam pergantian tahun, akan menikmati kaldu daging sapi
yang dicampur dengan potongan telur dadar dan kerupuk nasi atau yang biasa
disebut thuck gook.
Tahun
Baru Umat Lain
Selain Tahun Baru Masehi, ada juga tahun
baru yang diadakan penganut kepercayaan lain. Agama dan Umat Yahudi
misalnya merayakan Tahun Baru
mereka tidak pada hari ke-1 bulan ke-1 Kalender Ibrani (bulan Nisan), tetapi
pada hari ke-1 bulan ke-7 Kalender Ibrani (bulan
Tishrei). Umat Yahudi menyebut Perayaan Tahun Baru mereka dengan nama Rosh
Hashanah, yang berarti “Kepala Tahun”.
Lampion merah digantung selama perayaan Tahun
Baru Imlek sebagai makna keberuntungan. Selama perayaan tahun baru orang-orang
memberi selamat satu sama lain dengan kalimat: Gong Xi Fa Choi yang artinya “selamat dan
semoga banyak rejeki”.
Umat
Islam dan Persia
Beda
Tahun Baru Imlek, orang Persia menamakan perayaan tahun baru mereka dengan nama Norouz. Norouz adalah
perayaan (hari pertama) musim semi dan
awal Kalender Persia. Orang
Persia punya Kalender Persia yang didasarkan dari musim dan pergerakan matahari.
Kata ”norouz” berasal dari bahasa Avesta yang
berarti “hari baru”. Oleh bangsa Persia, hari ini dirayakan pada tanggal 21
Maret jika memakai Kalender Gregorian.
Sejak Kekaisaran Dinasti Arsacid/Parthian, yang memerintah
Iran pada 248 SM-224 M, Norouz dijadikan hari libur. Mereka merayakannya dengan
mempersembahkan hadiah telur sebagai lambang produktivitas.Perayaan ini
dilakukan oleh orang-orang yang terpengaruh Zoroastirianisme yang tersebar di
Iran, Iraq, Afganistan, beberapa tempat
di India,Turki, Armenia, Albania dan lain-lain.
Sejak masuknya pengaruh Islam, tahun baru
Persia mulai ditinggalkan. Umat Islam menentukan penanggalan tahun hijriyah
pada masa pemerintahan Khalifah Umar.Pada
waktu itu, sahabat Abu Musa Al-Asy'ary menulis surat kepada Umar bin Khathab
selaku khalifah, yang isinya bahwa Umar memberikan beberapa kitab kepadanya
yang tiada tertera tanggalnya.
Lalu, Khalifah Umar mengumpulkan para sahabat dan
bermusyawarah dengan mereka tentang penanggalan Islam. Sebagian perpendapat
agar memberikan penanggalan seperti penanggalan orang-orang Qurthubi, maka
sebagian sahabat tidak menghendaki hal itu.
Sebagian yang lain berpendapat agar penanggalan Islam
seperti penanggalan Romawi, maka sahabat yang lain juga menolaknya. Ada yang
usul agar penanggalan dimulai berdasarkan kelahiran Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam,
ada juga yang berpendapat agar dimulai sejak hijrahnya ke Madinah. Maka Umar
berkata, "Hijrah telah membedakan antara yang hak dan yang batil, maka
mulailah penanggalan Islam dengannya."
Kemudian para sahabat menyetujuinya. Setelah itu
mereka bermusyawarah mengenai di bulan apa sebaiknya awal tahun dimulai.
Sebagian berpendapat agar tahun baru dimulai dengan bulan Ramadhan, yang lain
berpendapat dengan bulan Rabiul Awal.
Namun, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan, Ali bin
Abi Thalib Radhiyallahu
'Anhum mengusulkan agar
dimulai dengan bulan Muharram, yaitu bulan suci setelah bulan Dzul-Hijjah yang
kaum muslimin telah melaksanakan Haji sebagai penyempurna rukun Islam. Selain
itu, di bulan Muharram tersebut kaum Anshar melakukan baiat kepada Nabi Shallallaahu
Alaihi Wasallam. Lalu dimulailah tahun baru Hijriah dengan bulan suci
Muharram.