Bagaimana bisa seorang perempuan miskin
yang lahir dari hasil hubungan diluar nikah bisa mengharu biru dunia
perpolitikan sebuah bangsa?Jawabannya, tentu saja bisa manakala jalan sejarah
sudah mentasbihkannya sebagai sebuah takdir hidup. Bulan Mei selalu menerbitkan
ketakjuban di kalangan masyarakat Argentina, jika mengingat perjalanan hidup
Evita Peron. Mungkin benar Evita dikeliling banyak mitos, yang membuatnya tetap
dikenang. Tapi fakta jika ia adalah politisi perempuan paling sukses dalam
sejarah politik Argentina, ini tak bisa disangkal.
Evita lahir 7 Mei 1919. Peringatan
kelahirannya seperti menjadi ritual
wajib warga kelas bawah Argentina, meski pemerintah tidak menetapkannya sebagai
hari libur. Evita memang menjadi ikon mereka. Sosok yang tak pernah lekang dari
generasi ke generasi kelas sandal jepit masyarakat Argentina. Evita adalah
fenomena. Kematiannya masih ditangisi hingga kini. Seperti kelahirannya, ulang
tahun kematian Evita juga masih terus digelar saban tahun. Kedua peringatan itu
selalu bernuansa sama; puja puji masih terus mengalir pada sosok yang semasa
hidupnya penuh diliputi kontroversi ini.
Mengenang Evita
Bangsa Argentina sendiri banyak
melakukan langkah-langkah untuk terus mengenang perjuangan Evita. Perempuan
yang juga biasa disapa Eva Peron ini pernah ditampilkan dalam sebuah koin. Begitu pula Kota Evita pernah didirikan
oleh Yayasan Evita Perón pada tahun 1947 yang terletak di
luar kota Buenos Aires. Pada tanggal 26 Juli 2002,
saat ulang tahun ke-50 kematian Evitaa Perón,
dibuka museum untuk
menghormatinya yang disebut "Museo Evita". Museum ini dibuka di gedung yang pernah digunakan oleh Eva Perón
Foundation.
Cristina Kirchner, presiden
wanita pertama Argentina yang terpilih dalam sejarah, adalah Peronis yang
kadang-kadang disebut sebagai "The New Evita". Kirchner mengatakan,
dia tidak ingin membandingkan dirinya dengan Evita. Namun, Kirchner mengatakan
bahwa wanita dari generasinya yang muncul
di era 1970-an merasa berhutang budi pada Evita.”Dia
telah mengajarkan kegairahan dan kecerdasan seorang politisi sejati yang tiada
banding,”kata Kirchner.
Evita Peron alias María Eva Duarte lahir di desa kecil Los Toldos provinsi Buenos Aires. Ia adalah anak kelima yang lahir dari hubungan diluar nikah. Ayahnya, Juan Duarte, meninggal dalam kecelakaan mobil ketika Evita baru berusia enam tahun. Setelah kematian ayahnya, keluarganya mengalami masa masa sulit dan pindah ke kota terdekat yang lebih besar dari Junín, tempat ibunya berbisnis rumah kos.
Pada usia lima belas tahun Evita pergi ke Buenos Aires dan bercita cita menjadi seorang aktris. Evita kemudian bekerja di salah satu stasiun radio terbesar di Buenos Aires dan dibayar mulai dari seratus lima puluh peso per bulan, meningkat menjadi lima ribu peso per bulan pada tahun 1943. Bayarannya kemudian meningkat menjadi tiga puluh lima ribu peso per bulan selama tahun 1944. Evita bahkan sempat terlibat dalam beberapa judul film.
Haluan hidup Evita benar-benar berubah ketika dia bertemu dengan Juan Peron dalam sebuah acara penggalangan dana untuk membantu korban gempa di Argentina. Pertemuan itu bukan sekedar pertemuan biasa. Sejak mengenal Juan, Evita sadar jika pria itu adalah sosok yang ia cari selama ini. Selain ganteng, Peron adalah seorang pejabat dengan posisi penting dalam panggung politik Argentina. Setahun sempat dikabarkan hidup serumah, keduanya akhirnya menikah. Evita lantas ikut terjun ke dunia politik.
Pembela Kaum Miskin
Dalam masa pencalonan Juan Peron
sebagai Presiden Argentina, Evita berkampanye habis-habisan mendukung sang
suami. Evita menyampaikan setiap pidato-pidatonya yang hebat dengan retorika
yang menyentuh perasaan kaum miskin. Untuk merekatkan dan membuat rakyat Argentina
menjatuhkan pilihan mereka pada suaminya, Evita dalam setiap retorika politiknya
selalu menampilkan perjuangan dan kisah masa kecilnya yang memilukan dan penuh
penderitaan. Kisah pilu yang ia bahasakan dalam pidatonya yang benar-benar
memeras dan menyayat hati rakyat Argentina.
Sebuah kalimat dalam pidato
kampanyenya yang terkenal dan legendaris dalam memuji suaminya sempat ia
ucapkan di depan massa. Bunyinya begini,” Peron adalah hati, jiwa, darah dan realitas
rakyat Argentina. Kita semua tahu bahwa hanya ada satu orang dalam pergerakan
kita yang memiliki sumber terangnya sendiri. Kita semua tergantung pada terang
itu dan orang itu adalah Peron”. Retorika ini memang luar biasa, jika
mengingat pendidikan formal Evita yang
tidak tinggi. Ia bahkan lebih sering dituduh sebagai perempuan ambisius,
yang mengincar pria-pria kaya untuk jadi kekasihnya.
Tapi, sepak terjangnya
dalam dunia politik dengan memilih membela hak hak kaum perempuan, membela
hak hak orang miskin, bahkan dukungannya terhadap kelompok-kelompok
buruh, juga mengorganisir program kesejahteraan sosial yang luas,
mendapat dukungan dari berbagai kalangan. Tahun 1951 ketika berusia 33
tahun Evita Peron menerima pencalonan dirinya sebagai calon wakil presiden
Argentina. Tapi karena kondisi kesehatannya yang memburuk akibat kanker serviks
membuatnya harus mengundurkan diri. Evitaa Peron akhirnya meninggal dunia pada 26
Juli 1952 dalam usia 33 tahun.
Kala itu, seluruh rakyat Argentina berduka. Proses pemakamannya dihadiri oleh jutaan pelayat yang memadati jalan-jalan di Buenos Aires. Diperkirakan sekitar tiga juta pelayat melintasi peti mati almarhumah untuk memberi penghormatan terakhir. Pemerintah menghentikan semua kegiatan resmi selama dua hari, dengan bendera setengah tiang dikibarkan selama sepuluh hari. Kematian Evita juga disusul oleh kematian 8 orang yang terinjak dalam kerumunan pelayat. Lebih dari 2000 orang dirawat di rumah sakit karena terluka, akibat saling dorong.
Jalan-jalan Buenos Aires meluap dengan bunga yang ditumpuk dalam tumpukan besar, dan dalam satu hari kematian Evita, semua toko bunga di Buenos Aires telah kehabisan bunga. Terlepas dari kenyataan bahwa Evita Perón pernah menjabat secara resmi di kantor politik, dia akhirnya diberikan pemakaman resmi yang biasanya disediakan untuk kepala negara. Peringatan serupa juga diadakan oleh tim Argentina selama Olimpiade di Helsinki, karena kematian Evita Perón bertepatan dengan olimpiade.
Diawetkan
Setelah
kematiannya, suaminya Juan Peron membayar Dokter Pedro Ara sebesar $
100.000 untuk membalsem tubuh Evita. Ara menggunakan bahan kosmetik untuk
memulihkan bentuk tubuh Evita yang rusak karena kanker dan cairan tubuh nya
diganti dengan gliserin untuk mengawetkan organ dan jaringan tubuhnya. Seluruh
proses tersebut direncanakan selesai dalam waktu dua sampai tiga tahun kedepan.
Rencananya Peron juga akan membangun sebuah monumen untuk Evita bahkan lebih besar dari Patung Liberty. Tubuhnya akan disimpan dalam peti kaca di dasar monumen. Tapi, sebelum Juan Peron bisa menyelesaikan rencananya, dia digulingkan dalam kudeta militer pada tahun 1955. Juan melarikan diri ke Spanyol, meninggalkan tubuh Evita sendirian di Argentina.
Selama beberapa tahun kemudian, mayat Evita Peron berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Dari tahun 1955 sampai tahun 1971, kediktatoran militer Argentina mengeluarkan larangan Peronisme. Menyimpan gambar Juan, Evita atau membicarakan keduanya semua dilarang. Setelah enambelas tahun, militer akhirnya mengungkap lokasi pemakaman tubuh Evita. Dia telah dimakamkan di sebuah ruang bawah tanah di Milan, di bawah nama "María Maggi". Pada tahun 1971, tubuh Evita digali dari makam di Milan dan dipindahkan ke rumah Juan Peron di Spanyol.
Juan Peron
kemudian menikah lagi di usia 75 tahun dengan istri ketiganya, Isabel.
Juan dan Isabel terus merawat tubuh Evita dengan diawetkan di meja ruang makan. Setiap kali Isabel menyisir rambut Evita, ia sering mendapat dorongan dari Juan untuk berbaring di samping Evita agar dapat menyerap karisma-nya.
Juan dan Isabel terus merawat tubuh Evita dengan diawetkan di meja ruang makan. Setiap kali Isabel menyisir rambut Evita, ia sering mendapat dorongan dari Juan untuk berbaring di samping Evita agar dapat menyerap karisma-nya.
Tahun 1973 Juan Peron kembali dari pengasingan di Spanyol ke Argentina karena terpilih sebagai presiden untuk ketiga kalinya.Tapi kemenangannya berumur pendek. Dia meninggal pada tahun 1974. Kemudian oleh Isabel tubuh Evita dikembalikan ke Argentina dan diletakkan disamping jasad Juan, meskipun keduanya tidak dikuburkan bersama-sama. Evita akhirnya dikuburkan di Pemakaman Recoleta di Buenos Aires. Tubuhnya diletakkan dalam lemari besi khusus yang dibangun lebih dari dua puluh kaki di bawah tanah, untuk menghindari para pencuri yang akan mencongkel matanya.
Di buru Kolektor
Nama Evita Peron yang melegenda, membuat benda-benda pribadinya banyak diburu para kolektor benda antik. Tahun 2004 Balai Lelang Christie`s melelang benda-benda pribadi Juan dan Peron di Roma, Itali. Benda langka tersebut antara lain berupa kain penutup jenazah Evita, seragam militer Juan Peron, dan seribu buah buku koleksi mereka berdua. Koleksi pribadi kedua tokoh legendaris Argentina itu diambil dari Spanyol, tempat Peron diasingkan.
Balai Lelang Christie`s meraih keuntungan besar. Kain penutup jasad Evita yang
terbuat dari sutra dan berwarna biru putih seperti bendera Argentina laku 130
ribu euro atau sekitar Rp 1,3 miliar. Seragam militer Peron terjual 75 ribu
euro atau setara Rp 750 juta. Belum lagi 1.000 buku koleksi Juan Peron yang
terjual sekitar 148.250 euro. Benda paling unik yang juga banyak diminati
adalah tempat makan Canela, anjing kesayangan Peron. Saking sayangnya Peron
terhadap Canela, pada tempat makan itu tertera kalimat "Yang terbaik dan
teman yang paling dipercaya".
Pada Juni 2011, polisi Italia di Milan, menemukan perhiasan
seharga 6 juta euro (Rp73,5 miliar), yang pernah dimiliki Evita Peron. Barang
itu sempat dicuri dari sebuah toko di Spanyol dua tahun sebelumnya. Anting
permata, tiara permata, dan cincin ditemukan di sebuah hotel di dekat Milan. Menurut
polisi, perhiasan tersebut dicuri oleh sekelompok Gipsi Roma dari sebuah toko
di Valencia, Spanyol, Desember 2009.
Sejak abad ke-20, Evita Perón telah menjadi subyek berbagai artikel, buku, drama panggung, dan drama musikal. Mungkin yang paling terkenal adalah film Evita pada tahun 1996 yang dibuat berdasar kisah nyata kehidupan Evita Peron. Film yang dibesut Alan Parker dan ditulis oleh Parker dan Oliver Stone itu dibintangi Madonna, Antonio Banderas, dan Jonathan Pryce. Film dirilis tanggal 25 Desember 1996 oleh Hollywood Pictures dan Cinergi Pictures.
Sebelumnya, dalam upaya menawarkan gambaran yang lebih akurat tentang kehidupan politik Evita, sebuah perusahaan film Argentina merilis film berjudul Eva Perón: The True Story. Film ini diproduseri oleh orang Argentina dan dibintangi aktris Ester Goris. Film ini diajukan Argentina pada 1996 untuk Oscar dan menyabet juara untuk kategori "Best Foreign Language Film." (Film Berbahasa Asing Terbaik).
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan anda!