Daftar Isi

Tuesday, August 21, 2012

Miss World dan Kontroversinya

Miss World Organization, salah satu organisasi penyelenggara kontes Miss World yang dikomandoi Julia Morley, akhirnya resmi menandatangani kerjasama dengan kelompok usaha MNC Group untuk menyelenggarakan ajang tersebut di Indonesia. Bukan sebuah kebetulan, MNC Group milik pengusaha nasional Hary Tanoesoedibjo ini terpilih sebagai penyelenggara kontes dunia tersebut. Liliana Tanaja Tanoesoedibjo, istri Hary Tanoe, merupakan pendiri Miss Indonesia Organization.

Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah tentu pantas diapresiasi sebagai bentuk kepercayaan dunia internasional terhadap kekayaan pariwisata dan kebudayaan Indonesia. Rencananya, selama satu bulan penuh peserta Miss World dari 132 negara akan di dirumahkan di Bali. Menurut Hary Tanoe, bos MNC Grup, dirinya akan berkomunikasi dengan berbagai pihak terkait, agar hajat besar ini berjalan sukses.

Inisiatif MNC Group sebagai penyelenggara Miss World ini patut diacungi jempol. Banyak negara yang menjadi tuan rumah ajang kontes kecantikan dunia, melangsungkan kegiatan itu atas nama pemerintah. Sementara di Indonesia, langkah ini diambil oleh kalangan swasta. Padahal ajang ini dipastikan bakal memberi nilai tambah bagi industri pariwisata Tanah Air.

Kejuaraan Miss World memang menjadi idaman bagi para perempuan muda dunia. Ajang ini menjadi awal meniti karir. Tak sedikit diantara pemenang kontes tersebut masuk dalam berbagai segmen kegiatan, terutama dunia model dan film. Sebagai contoh, pemenang Miss  World 1994 Aishwarya Rai dan Miss World 2000 Priyanka Chopra dari India, saat ini menjadi bintang film kenamaan di Bollywood.

Suami-Istri
Kepastian Bali mejadi tempat Miss World 2013 dikatakan langsung Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika usai menerima Ivian Lunasol Sarcos Colmenares, Miss World 2011 dan Hary Tanoesoedibjo. Sepanjang periode 2000—2011, penobatan Miss World berlangsung di lima kota dari empat negara berbeda. Tiga penyelenggaraan di London Inggris, 5 kali di Sanya China, 2 kali di Johannesburg Afrika Selatan, dan masing-masing satu kali di Sun City Afrika Selatan dan Warsawa Polandia.

Kontes Miss World digagas oleh sepasang suami istri, Eric dan Julia Morley. Awalnya, ajang ini dimulai dari kontes bikini. Oleh media ajang ini disebut "Miss World". Setelah belajar tentang kontes Miss Universe, Morley akhirnya memutuskan untuk membuat kontes “Miss World” sebagai acara tahunan.

Pada 1980-an, kontes ini mereposisi dirinya dengan slogan Beauty With a Purpose (Kecantikan Dengan Tujuan), dengan tes tambahan inteligensi dan kepribadian. Namun meski memiliki daya tarik global, acara itu tidak disiarkan pada jaringan TV besar Inggris selama beberapa tahun, sampai Channel 5 menayangkannya pada 1998. Memasuki abad 21, Eric Morley meninggal dunia dan Julia, sebagai istri berhasil menduduki jabatan ketua Organisasi Miss World.

Menariknya, tahun 2001 pemenang pertama muncul dari benua hitam, Afrika, yakni  Agbani Darego dari Nigeria. Sebagai bagian dari strategi pemasaran, Miss World datang dengan acara televisi khusus "You Decide", yang menampilkan para delegasi di belakang layar dan di pantai, hingga memungkinkan pemirsa untuk memilih baik melalui telepon atau online untuk favorit mereka.

Sebagai kompetisi yang telah tumbuh menjadi salah satu yang terbesar di dunia, sejak diluncurkan pada tahun 1951, Organisasi Miss World telah mengumpulkan lebih dari £ 250 juta untuk badan amal anak-anak.  Miss World adalah waralaba di lebih dari 100 negara. Disamping itu Miss World juga disinyalir mempengaruhi peningkatan dramatis pariwisata di Sanya, Cina, kota tuan rumah dari final Miss World pada tahun 2003, 2004, 2005, 2007, dan 2010.

Pada tahun sebelum final diadakan secara global, delegasi masing-masing negara harus memenangkan gelar nasional di negaranya. Final tahunan biasanya berlangsung selama satu bulan, dengan beberapa gala awal, makan malam, pertemuan dan kegiatan, yang berpuncak pada sebuah acara siaran global terakhir di mana tempat menyempit menjadi antara 15-20 delegasi. Mulai tahun 2004, penilaian 15 besar dicari melalui SMS, email dan voting online yang dinamakan Global Vote: Vote for Me.

Kontroversi
Sepanjang perjalanan kontes Miss World, sorotan publik terhadap ajang ini tak melulu pada kecantikan para pesertanya. Cerita-cerita sedih, termasuk kemarahan dan cerita mengejutkan juga mewarnai para pesertanya, hingga semakin menambah dramatis ajang pencarian perempuan muda berbakat ini.Cerita kematian model asal Brasil, Mariana Bridi da Costa, misalnya. Ia meninggal saat berjuang mewakili negaranya di Miss World. Sebelum meninggal, Bridi sempat menjalani operasi amputasi tangan.


Tak hanya Brindi yang menjadi perhatian, sekitar delapan ratu kecantikan jebolan  Miss World lainnya juga telah membuat kehebohan. Marjorie Wallace,misalnya. Ia warga Amerika Serikat yang menang di ajang Miss World 1973. Tapi, tiga bulan setelah dinobatkan jadi Ratu Dunia, gelarnya dicabut lantaran berkencan dengan terlalu banyak pria, termasuk di antaranya selebriti Tom Jones.


Dia bahkan sempat membuat pernyataan, “Sebagai Miss World saya bisa bercinta dengan pria yang saya pilih.” Komite Miss World menilai Wallace gagal mengemban tugas sebagai Miss World. Setelah kehilangan mahkota, Wallace melanjutkan karier menjadi presenter televisi.

Berita menghebohkan juga datang dari Laxmi Pandit. Miss India ini dipaksa untuk menyerahkan kembali mahkotanya hanya beberapa jam setelah penobatan. Ini karena statusnya diketahui tidak lagi single sebagaimana dinyatakan sebelumnya. Pandit memang membantah dirinya telah menikah, tetapi mengakui bahwa kemungkinan dia telah salah mengartikan status perkawinannya saat membeli sebuah apartemen di Mumbai. "Mengingat pernyataan tidak benar saya, saya menyerahkan gelar Miss India 2004," katanya.


Rosemarie Frankland lain lagi. Miss Inggris ini memenangi kontes Miss World tahun 1961. Setelah komedian Bob Hope menempatkan mahkota di kepalanya, Frankland merasa kecewa dengan industri kontes kecantikan dan pindah ke AS. Dia menderita depresi sepanjang hidupnya dan meninggal karena overdosis narkoba pada tahun 2000.


Bugil dan Video Porno
Gabriela Brum  menyandang gelar terpendek dalam sejarah Miss World. Dia mengundurkan diri hanya dalam waktu 18 jam setelah dinobatkan menjadi Miss World pada 1980. Pemegang  mahkota kecantikan dari Jerman ini terjegal skandal kasus foto telanjang. Setelah kasus ini menjadi perhatian dunia, dia pindah ke Amerika Serikat. Di sana, dia nekat menjadi model telanjang lagi. Kali ini untuk majalah Playboy.

Skandal foto telanjang juga menimpa Lesley Langley. Miss Inggris ini memenangkan gelar Miss World pada tahun 1965. Tapi kemudian publik di Inggris tersinggung setelah foto bugil Lesley tersebar di media.Dia mengakui foto-foto bugil itu diambil sebelum dia mengikuti kontes kecantikan. Sekarang, Lesley bekerja sebagai resepsionis di tempat perawatan gigi di kota kelahirannya.

Lagi-lagi kasus foto telanjang. Kali ini menimpa Valérie Bègue. Laju mahasiswi jurusan bisnis berusia 22 tahun dari Prancis ini terjegal di tengah jalan. Miss Prancis 2007 ini dilarang mengikuti Miss World gara-gara foto-fotonya tanpa busana beredar di kalangan publik.

Selain foto bugil,  ada pula yang kesandung video porno. Kelli McCarty sempat memenangkan Miss USA pada 1991. Dia merupakan wanita pertama yang mewakili Kansas di kontes Miss USA. Tapi kemudian, dia beralih profesi menjadi bintang porno. Di tahun 2008 dia menandatangani kontrak dengan sebuah rumah produksi untuk sebuah film porno berjudul 'Faithless' yang dirilis pada Februari 2009 silam.

Di luar skandal foto bugil dan video porno, kontroversi juga merebak terkait pemilihan juara Miss World 2010 yang dimenangkan Alexandria Mills dari Lousville, Kentucky, AS.  Di tengah kegembiraan yang dirasakan perempuan berusia 18 tahun itu beredar kabar terdapat kecurangan dalam pemilihan pemenang.

Para finalis yang difavoritkan bakal menjadi juara dalam ajang Miss World justru tak satupun masuk dalam lima besar. Contohnya adalah finalis dari Inggris. Miss Norwegia, Marian Birkedal yang difavoritkan menjadi pemenang dalam kontes ratu kecantikan ini juga tak masuk karena kabarnya tak diinginkan pihak China selaku tuan rumah .

Seperti dikutip dari DailyMail, Selasa 2 November 2010, kegagalan Miss Norwegia dalam ajang ini diduga berkaitan dengan masalah politik. China dikabarkan marah karena komite Nobel yang bertempat di Oslo, Norwegia memberikan hadiah Nobel pada pembelot China, Liu Xiaobo. Pengamat berspekulasi bahwa juri tunduk pada tekanan Beijing yang memang sedang terlibat perseteruan sengit dengan pihak Norwegia.

Miss Indonesia 2011 yang juga peserta Miss World 2011, Astrid Ellena, juga tak lepas dari kontroversi. Selain perseteruan dengan ayahnya Fredrich Yunadi,  Ellena juga menyeret kekasihnya Donny Leimena ikut dalam pusaran pertengkaran dengan sang ayah. Ellena dikabarkan kabur dari rumah karena diminta ibundanya, Linda Indriana Campbell. Hingga kini, gonjang-ganjing hubungan Ellena-Donny dan Fredrich Yunadi masih belum kelar. Entah sampai kapan. 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda!