Daftar Isi

Friday, August 17, 2012

facebook dan kesederhanaan pendirinya


Sejak Sabtu (19/5) 2012 lalu, status Mark Zuckerberg di facebook pribadinya berubah. Ia menulis “menikah” sekaligus mengumumkan ikhwal pernikahannya melalui update status di situs jejaring sosial miliknya itu. Tak pelak, puluhan ribu orang memberikan "like" pada perubahan statusnya yang disertai dengan foto Zuckerberg dan sang istri dalam balutan busana pengantin.

Pendiri Facebook Mark Zuckerberg  menikahi kekasihnya, Priscilla Chan (27), dalam sebuah acara kecil yang dihadiri sekitar 100 tamu di kediaman Zuckerberg di Palo Alto, California, Amerika Serikat. Meskipun sudah merencanakan pernikahan selama lima bulan, pasangan ini tidak memberitahu pada para undangan jika mereka akan menikah. Para tamu justru mengira, Zuckerberg mengundangnya untuk merayakan kelulusan Chan dan ulang tahun dirinya.


Chan lulus dari Sekolah Kedokteran University of California San Francisco, Amerika Serikat pada Senin (14/5) pekan lalu, bertepatan dengan tanggal ulang tahun Zuckerberg yang ke-28. Dalam acara itu, Zuckerberg menyerahkan cincin kawin dari ruby yang dirancangnya sendiri.


Sejoli ini pertama kali bertemu di Harvard dan sudah berpacaran selama lebih dari 9 tahun. Pernikahan mereka seakan melengkapi rangkaian peristiwa bahagia bagi Zuckerberg dan Chan yang terjadi minggu itu, setelah sebelumnya Facebook mencatatkan rekor penjualan lembar saham mencapai 576 juta lembar atau rekor baru di bursa saham AS.

Dari Keluarga Sederhana
Mark Elliot Zuckerberg lahir di kawasan bernama Dobbs Ferry, Westchester County, kota New York, AS dari pasangan Edward dan Karen Zuckerberg. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara dari orang tua yang membuka klinik gigi di rumahnya. Sejak kecil Zuckerberg suka mengu­tak-atik komputer, mencoba berbagai program komputer dan belajar membuatnya. Ayahnya sendiri membelikan komputer sejak ia beru­sia delapan tahun.

Saat di sekolah menengah Phillips Exeter Academy, ia dan rekannya, D'Angelo, membuat plug-in untuk MP3 player Winamp. Plug-in adalah program  komputer yang bisa berinteraksi dengan aplikasi host seperti web browser atau email untuk keperluan tertentu.

Zuckerberg dan D'Angelo membuat plug-in untuk menghimpun kesukaan orang terhadap aneka jenis lagu dan kemudian membuat play­list-nya sesuai selera mereka. Mereka mengirimkan program itu ke berbagai perusahaan termasuk ke AOL (American Online) dan Microsoft. Pada tahun terakhimya di Phillips ia direkrut oleh Microsoft dan AOL untuk suatu proyek.


Saat melanjutkan sekolah ke perguruan ting­gi keduanya harus berpisah. D'Angelo masuk Caltech sedangkan Zuckerberg masuk Harvard. Di Harvard inilah Zuckerberg menemukan ide membuat buku direktori mahasiswa online karena universitasnya tak membagikan face book (buku mahasiswa yang memuat foto dan identitas mahasiswa di universitas itu) pada mahasiswa baru. Namun setiap kali ia menawarkan diri membuat direktori itu, Harvard menolaknya. "Mereka mengatakan punya alasan untuk tidak mengumpulkan informasi (mahasiswa) ini," ujar Zuckerberg.


Meski ditolak ia selalu mencari cara untuk mewujudkannya. "Saya ingin menunjukkan kalau hal itu bisa dilakukan," lanjutnya soal kengototannya membuat direktori itu.

Proyek pertamanya adalah CourseMatch yang memungkinkan teman-teman sekelasnya berkomunikasi satu sama lain di website tersebut.


Suatu malam di tahun kedua ia kuliah di Harvard, Zuckerberg menyabot data mahasiswa Harvard dan memasukkannya ke dalam website yang ia buat bernama Facemash. Sejumlah foto rekan mahasiswanya terpampang di situ. Tak lupa ia membubuhkan kalimat yang meminta pengun­jungnya menentukan mana dari foto-foto ini yang paling "hot".

Membikin Facebook
Proyek awal Zuckerberg ini menuai reaksi. Dalam tempo empat jam sejak ia meluncurkan website itu tercatat 450 orang mengunjungi Facemash dan sebanyak 22.000 foto mereka buka. Pihak Harvard mengetahuinya dan sambungan internet pun diputus. Zuckerberg diperkarakan karena dianggap mencuri data. Anak muda berambut keriting ini pun meminta maaf kepada rekan-rekan yang fotonya masuk di Facemash. Tetapi ia tak menyesali tinda­kannya. "Saya kira informasi seperti itu harus tersedia (online)," ujamya.


Alih-alih kapok ia malah membuat website baru dengan nama Facebook. Website ini ia luncurkan pada Februari 2004. Facebook merupakan penyempurnaan dari Facemash. Sasarannya tetap sebagai tempat pertemuan sesama mahasiswa Harvard.


Dalam penjelasan di website-nya disebutkan bahwa Facebook adalah suatu alat sosial untuk membantu orang berko­munikasi lebih efisien dengan rekan, keluarga, atau rekan kerjanya. Facebook menawarkan navigasi yang mudah bagi para penggunanya. Setiap pemilik account punya ruang untuk memajang fotonya, teman-temannya, network, dan melakukan hal lainnya seperti bisa berkirim pesan dan lain sebagainya.


Banyaknya aplikasi yang bisa digunakan oleh anggotanya membuat Facebook digan­drungi banyak orang. Konon hingga saat ini sudah lebih dari 20.000 aplikasi dimasukkan ke dalam Facebook yang bisa digunakan para anggotanya. Setidaknya 140 aplikasi baru ditambahkan ke Facebook setiap harinya dan 95% pemilik account Facebook telah menggu­nakan minimal satu aplikasi.



Penyertaan banyak aplikasi ini membuat Facebook berbeda dengan website jejaring sosial terdahulu seperti MySpace. Lalu orang berbondong-bondong mengunjungi website­nya dan mendaftar jadi anggotanya. Dalam waktu dua minggu setelah diluncurkan, separuh mahasiswa Harvard sudah memiliki account di Facebook.

  
Ternyata tak hanya mahasiswa Harvard yang tertarik. Beberapa kampus di sekitar Harvard pun meminta dimasukkan dalam jejaring Facebook. Ini membuat Zuckerberg kewalahan. Ia lalu meminta bantuan dua temannya untuk ikut mengem­bangkan Facebook. Dalam tempo empat bulan Facebook sudah bisa menjaring 30 kampus. Hingga akhir 2004 jumlah pengguna Facebook sudah mencapai satu juta.

Jual Saham

Pengguna Facebook terus meningkat. Malah ada sejumlah orang yang tak lagi jadi mahasiswa atau yang masih di sekolah ingin bergabung. Tingginya desakan ini membuat Zuckerberg dan kawan-kawan memutuskan Facebook membuka jaringan untuk para siswa sekolah menengah pada Sep­tember 2005. Tak lama kemudian mereka juga membuka jejaring para pekerja kantoran.


Kesibukan yang luar biasa ini membuat Zuckerberg harus memutuskan keluar dari Harvard. "Apa yang saya inginkan sudah ada di tangan. Saya tidak ingin punya ijazah kemudian bekerja. Menurut saya, pekerjaan hanyalah untuk orang-orang yang lemah," ujarnya pada Majalah Current.


Zuckerberg dan kawan-kawan kemudian mengembangkan Facebook lebih jauh lagi. Pada September 2006 Facebook membuka pendaftaran untuk jejaring umum dengan syarat memiliki email. Sejak itulah jumlah anggota Facebook melesat naik. Saat ini jumlah anggota aktifnya mencapai 70 juta di seluruh dunia. Jejaring yang dihim­punnya mencapai enam juta jaringan (ke­lompok pertemanan) meliputi 55.000 jaringan berdasarkan demografi, pekerjaan, sekolah, kolegial, dan sebagainya. Setiap harinya ada 14 juta foto di-upload (dimasukkan ke Facebook). Dan dalam hal jumlah trafik pengakses Facebook menjadi website teraktif ke-6 di dunia dan menjadi website jejaring sosial kedua terbesar versi camScore.


Anak Muda Terkaya Dunia
Jumlah anggota Facebook yang jutaan or­ang itu menjadi tambang emas yang meng­giurkan. Zuckerberg dan kawan-kawan pun menangkap peluang bisnis yang besar. Karena itu ketika jumlah user-nya melebihi satu juta mereka menggandeng Accel Part­ners, perusahaan modal ventura, untuk membiayai pengembangannya. Modal yang ditanamkan adalah US$ 12,7 juta.


Ini adalah investasi kedua yang masuk ke Facebook setelah sebelumnya (Juni 2004) men­dapatkan dana dari pendiri PayPal sebesar US$ 500.000. Pembenahan pertama dengan tambahan modal itu adalah dengan meng­ganti domain-nya dari www. thefacebook. com menjadi www.facebook.com pada Agustus 2005. Setelah itu jangkauan keanggotaannya diperluas menjadi internasional. Hingga Desember 2005 jumlah anggotanya sudah mencapai 5,5 juta.


Meski jumlah user-nya meningkat tajam pada tahun 2005 disebutkan Facebook menga­lami kerugian sampai US$ 3,63 juta. Facebook kemudian mendapatkan dana sebesar US$ 25 juta dari Greylock Partners dan Meritech Capi­tal Partners. Dana itu digunakan untuk membuat versi mobile-nya.


Pada September 2007 Microsoft melakukan pendekatan dan menawarinya membeli 5% saham senilai sekitar US$ 300 juta hingga US$ 500 juta. Jika nilai itu disetujui maka nilai kapitalisasi Facebook sudah mencapai US$ 6 miliar hingga US$ 10 miliar atau sekitar Rp 54 triliun hingga Rp 90 triliun. Namun Microsoft akhirnya mengumumkan hanya membeli 1,6% saham Facebook dengan nilai US$ 240 juta pada Oktober 2007. Transaksi ini menunjukan nilai kapitalisasi Facebook ternyata lebih tinggi yaitu sekitar US$ 15 miliar  (sekitar US$ 135 triliun).

Setelah itu sejumlah tawaran mengepung Facebook. Li Ka-shing disebut-sebut ikut menginvestasikan sekitar US$ 60 juta pada November 2007. Lalu ada berita yang menyebutkan Viacom, Yahoo, Google, dan sebagainya ikut menawar untuk membeli Facebook. Tapi sejauh itu Zuckerberg mengatakan Facebook tidak akan dijual.

Keberhasilan Facebook membuat kekayaan Zuckerberg meningkat secara luar biasa. Majalah Forbes menyebut, pundi-pundi harta Zuckerberg mencapai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun. Di tahun 2007, kekayaan itu sungguh luar biasa. Tak heran, Forbes menobatkannya sebagai The Youngest ‘Self-made’ Billionaire on the Planet.

Dari Bono Hingga David Cheo
Keberhasilan Facebook, tak pelak menguntungkan para pemodal yang memiliki saham di perusahaan itu. Banyak yang dari awal Facebook berdiri sudah menanamkan modal, tapi ada juga yang belakangan tertarik menanamkan sahamnya. Salah satunya adalah Bono, vokalis U2 yang membeli 1% saham Facebook pada 2009 sebesar US$ 210 juta. Kini, investasi itu telah berbuah, dan nilainya setara dengan sekitar US$ 1 miliar (Rp 9 triliun).

Tak hanya seniman terkenal seperti Bono, seorang pelukis grafiti bernama David Choe juga seperti mendapat durian runtuh, setelah uangnya berkembang menjadi Rp 180 miliar. Uang sebesar itu diraih David, setelah Facebook melakukan penjualan saham perdana. David yang awalnya seniman tanpa masa depan pasti, kini tinggal menikmati statusnya sebagai milyader berkat keberuntungannya itu.

Menariknya, kekayaan luar biasa yang diperoleh Zuckerberg, tak pernah membuat gaya hidupnya berubah. Ia masih menempati apartemen sewaan, dan ke kantor menggunakan sepeda. Begitu pula orang tua dan saudara-saudara Zuckerberg, yang masih aktif bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Rumah orang tua Zuckerberg di New York, hingga sekarang tak pernah berubah. Satu-satunya benda mewah adalah satu set home theatre yang terdapat di ruang keluarga.

Ed Zuckerberg, ayah Mark Zuckerberg, tetap membuka klinik gigi di rumah tersebut sejak 1978. Ia bekerja dibantu sang istri. Tak lupa, ia menggunakan Facebook untuk mempromosikan klinik giginya pada para pelanggannya. Ed mendidik anak-anaknya untuk selalu bekerja keras dan juga berhemat. Itulah sebab, meski Zuckerberg telah menjadi triliuner, tak satupun anggota keluarga Ed yang berhenti bekerja.

Arielle, Adik Mark Zuckerberg, menjabat sebagai product manager dari sebuah perusahaan Marketing Wiildfire Interactive di San Fransisco. Adik Mark yang baru saja memperoleh gelar PhD dari Princeton, Donna, kini aktif menjalankan blognya yang bertema tentang makanan. Sementara Randi, adik Zuckerberg yang lain,sempat menjadi marketing director di Facebook, kini mendirikan sebuah perusahaan yang diberi nama R to Z Studio, dan berniat untuk membuat sebuah acara televisi. 


No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda!