Daftar Isi

Wednesday, August 1, 2012

artis ogah modal

Audy dan Iko konpers
Setelah adzan maghrib berkumandang, café Rolling Stone di bilangan Kemang, Jakarta Selatan itu saya sambangi. Hal pertama yang saya ingat, tentu saja mencari minuman dan camilan untuk membatalkan puasa. Saat masuk ke dalam, saya sempat celingukan, karena tak ada menu buka puasa yang biasa disajikan, ketika ada acara buka puasa bersama. Pada waiters café, saya tanya apakah benar sore itu ada acara buka puasa bersama Audy dan suami barunya, Iko Uwais.

Si waiters membenarkan. Malam itu Audy  akan nyanyi. Karena sudah masuk waktu buka puasa, saya mencoba cari informasi, di mana hidangan untuk buka puasa diletakan. Tapi si waiters bilang, tidak ada minuman atau makanan untuk buka puasa. “Sepertinya yang dikasih pembuka puasa cuma wartawan yang mendapat tanda khusus,”ujar si waiters. Saya penasaran. Kartu pers dan ID card kantor saya keluarkan. Tapi si waiters tetap tidak bisa membantu.

Seorang anak muda bertuliskan ‘team Audy’ segera saya dekati. Tapi sama saja, tak ada solusi. Bahkan anak muda itu mengaku tidak tahu menahu soal makanan pembuka puasa. Dia malah bilang, kalau mau buka puasa harus bayar sendiri. Waduh, wedus iki…..Masa mengadakan acara dan ngundang wartawan kok malah disuruh bayar makan sendiri. Di café lagi? Emang murah makan di café. Karena tak bisa memberi jalan keluar, personil ‘team Audy’ itu akhirnya menyerahkan saya pada manajer Audy.

Iko antara Audy dan Jane Salimar
Namanya tak usahlah saya sebut. Karena nyatanya kebijakannya sama. Tak ada makanan dan minuman buat wartawan. Saat SMS undangan itu saya perlihatkan, si manajer bahkan bilang tidak pernah mengundangnya. Cuma, dia bilang kalau mau buka puasa bisa membantunya. Saya duduk dengan hati kesal. Tak lama, dia membawa secangkir kecil kolak. Karena sudah haus, kolak itu saya tandaskan. Seorang jurnalis yang mendapat undangan resmi di sampingku membocorkan informasi.”Banyak juga tuh teman-teman wartawan yang kecele. Mereka akhirnya keluar untuk buka puasa,”ujar pria itu.

Usai menyantap kolak, saya segera keluar. Sebotol air minum dan tiga kacang goreng saya beli untuk mengganjal perut. Kebetulan di sekitar café tak ada warung. Kondisi ini saya sampaikan ke redaktur pelaksana (redpel). Tapi dia malah tersinggung dan bilang dapat undangan dari grup BBM wartawan. Oalah, pantesan. Kalau saya pribadi buat apa diliput kalau Audy-nya ogah modal seperti ini?Apalagi sponsornya Djarum, yang terkenal royal sama wartawan. Lha, ini cuma untuk buka puasa saja kok sama sekali tidak disediakan.

Saya bilang sama redpel, perlakuan mereka membuat saya malu. Tidak diundang liputan, dan disuruh bayar sendiri untuk buka puasa, ini sungguh-sungguh sebuah tamparan keras sepanjang saya menggeluti profesi  jurnalistik. Tapi karena harus tetap diliput, terpaksa saya tunggu juga. Usai Audy dan Iko ngomong, saya sempat minta waktu lagi untuk wawancara dengan Iko lewat sang manajer. Tapi, manajer Audy bilang nanti dulu karena Iko baru selesai makan.

Sebetulnya jika bukan karena tanggung jawab profesi, sudah sejak tadi café Rolling Stone saya tinggalkan. Iko tak kunjung mau memberi waktu. Fellingku mengatakan, dia enggan diwawancara. Biasalah. Bintang baru kalau lagi naik daun begitu perlakuannya pada wartawan. Dulu sebelum terkenal, ke mana-mana dia nguntit Jane Shalimar, termasuk ke acara-acara kantorku. Saat itu, tak ada wartawan yang melirik, apalagi mewawancarainya. Sekarang?Oh, lain sudah lagaknya.

Iko saat masih dengan Jane
Maka saat dia ke  toilet, segera saya kejar. Ketika keluar saya jelaskan ingin minta waktu wawancara. Sempat bilang usai Audy tampil saja. Tapi saya yakinkan, jika wawancara ini terkait cerita dia syuting di Hongkong. Iko akhirnya mau. Habis wawancara, saya tinggalkan Rolling Stone Café. Cukuplah, ini wawancara pertama dan terakhir Audy dan Iko yang harus saya lakoni. Tak ada menu buka puasa, diwawancara ogah-ogahan, dan sikap sok ngartis Iko yang menyebalkan.  Sungguh sebuah pengorbanan besar harus bertaruh nyawa ngebut di jalanan Jakarta, sekedar untuk menghadiri acara tak bermutu ini. Marah?Barangkali iya…

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda!