Daftar Isi

Tuesday, August 21, 2012

aktris-aktris pemeran tokoh terkenal

“Saya mengagumi Aung San Suu Kyi, karena dia wanita pertama di Asia yang meraih nobel perdamaian. Dia juga mengajari untuk menegakan demokrasi tanpa kekerasan,”ujar Michelle Yeoh, aktris internasional kelahiran Malaysia, terkait perannya sebagai Aung San Suu Kyi di film terbarunya, The Lady. Hari-hari belakangan, film yang menceritakan perjuangan Aung San Suu Kyi dengan Liga Nasional Demokrasi-nya di Myanmar itu memang sedang gencar di putar di gedung bioskop tanah air.

Film The Lady secara gamblang menuturkan, bagaimana rezim militer pimpinan Jenderal Tan Shwe menjalankan kekuasaannya. Yeoh-pun harus menghadapi konsekusensi pahit. Ia masuk daftar hitam pemerintah Myanmar. Keinginannya masuk ke Myanmar ditolak di Bandara Rangoon, meski kran keterbukaan pelan-pelan sudah mulai dibuka,bertepatan dengan pembebasan Suu Kyi setelah 15 tahun menjalani tahanan rumah. Maklumlah. Penguasa baru masih didominasi pensiunan jenderal yang sempat berkuasa saat junta militer Myanmar masih berjaya.

Bintang Laga
Michelle Yeoh sendiri tak gentar dengan risiko yang diperoleh. Saat proses audience dengan Suu Kyi untuk kepentingan pembuatan film, ia juga berkali-kali dideportasi. Syuting harus dilakukan di Thailand. Film besutan Luc Besson ini akhirnya bisa beredar di Myanmar, dalam bentuk kepingan CD yang banyak dijual  dipasar-pasar. Yeoh mengaku tak kapok berperan menjadi tokoh penting, meski harus menuai reaksi yang kadang membahayakan jiwanya.

Aktris bernama lengkap Dato Michelle Yeoh Choo-Kheng ini  lahir di Ipoh, Perak, Malaysia, 6 Agustus 1962. Selain sebagai aktris, Yeoh juga seorang penari dan pernah tercatat dalam daftar 50 Most Beautiful People in the World 1997 di majalah People. Reputasinya sebagai pemain film sangat mumpuni. Lewat film  Crouching Tiger, Hidden Dragon (2000) arahan sutradara Ang Lee, Yeoh bahkan masuk nominasi piala oscar. Sebelumnya, ia dikenal sebagai salah seorang gadis Bond, dalam film  Tommorow Never Dies.

Sebelum memerankan tokoh politik, Yeoh sudah tak asing lagi dengan dunia politik. Orang tuanya Janet Yeoh dan Yeoh Kian Teik, masing-masing berprofesi sebagai pengacara dan politisi. Tapi darah seni agaknya yang lebih dominan dalam diri Yeoh. Pada usia 4 tahun, dia mulai menggemari tarian balet. Namun akibat mengalami cedera tulang belakang, Yeoh tidak mampu mewujudkan impiannya menjadi  seorang penari balet profesional.  Ia beralih ke bidang koreografi dan berbagai kegiatan seni lain, termasuk seni akting.

Saat berumur 21 tahun,  Yeoh mengawali karir dengan mengikuti kontes kecantikan Malaysia. Yeoh kemudian memenangkan kontes tersebut dan resmi menyandang gelar Miss Malaysia. Selanjutnya, dia pun mewakili negaranya untuk mengikuti ajang Miss World yang saat itu diselenggarakan di London. Dari sini, dunia akting mulai dirambahnya, dengan membintangi beberapa film laga seperti Easy Money (1988), Police Story 3: Supercop (1992), The Heroic Trio (1992), dan Tai-Chi Master (1993). Film-film ini menobatkannya sebagai bintang laga nomor satu dunia dan semakin mengukuhkan Yeoh sebagai aktris internasional.

Film The Lady sendiri sempat harus melakukan proses syuting diam-diam. Luc Besson sepertinya tahu kalau ia bakal menghadapi banyak kendala jika sampai proses syuting dipublikasikan. Entah kapan Luc mulai produksi namun awal Januari 2012 lalu dikabarkan Michelle Yeoh terlihat di Paris untuk mengakhiri masa produksi. Uniknya, Michelle Yeoh konon berada di Bangkok untuk syuting The Lady  bertepatan saat Aung San Suu Kyi di bebaskan akhir tahun lalu. 

Elizabeth Taylor
Bintang lain yang juga pernah memerankan tokoh besar sejarah adalah Elizabeth Taylor. Aktris Hollywood yang meninggal 2011 dalam usia 79 tahun ini berperan sebagai Ratu Mesir Cleopatra dalam film  berjudul sama.  Memang, sebelum film Cleopatra dirilis tahun 1963, sebelumnya sudah ada film yang mengangkat sepak terjang Cleopatra.  Diantaranya Florence Lawrence dalam film “Anthony and Cleopatra”, serta Helen Gardner melakonkan Cleo dalam film “Cleopatra, The Quin of  Egypt”.

Cleopatra yang diperankan Elizabeth Taylor sempat menuai kontroversi. Film garapan sutradara Joseph L. Mankiewicz ini hampir membangkrutkan 20th Century Fox. Film yang awalnya menganggarkan dana 2 juta dollar, membengkak menjadi 44 juta dollar. Cleopatra bertutur tentang perjuangan Kleopatra VII, Ratu Mesir, untuk melawan ambisi imperialis Roma. Seperti biasa, Cleopatra digambarkan sebagai ratu yang cerdas dan sangat cantik, hingga bisa menaklukan hati Julius Caesar dan Mark Antony. Elizabth Taylor, yang terkenal sebagai salah satu bintang cantik Hollywood, dipandang pas memerankan tokoh ini.

Aktris bernama lengkap Dame Elizabeth Rosemond Taylor, ini lahir di Hampstead, London, Inggris, 27 Februari 1932. Elizabaeth pernah dua memenangi Academy Award sebagai Aktris Terbaik. Ia pernah menikah 8 kali dan bercerai 7 kali (menjanda sewaktu ditinggal mati suami ke-3, Michael Todd), termasuk di antaranya dua kali menikah dan dua kali cerai dengan aktor Richard Burton. 

Kematian Taylor didahului oleh berbagai masalah kesehatan selama bertahun-tahun. Pada tahun 2004 ia menderita gagal jantung kongestif. Tahun 2009 ia menjalani pembedahan jantung untuk mengganti katup bocor. Tahun 2011 gejala baru yang terkait gagal jantung kongestif menyebabkan dia menjadi pasien di Cedars-Sinai Medical Center.  Di rumah sakit ini pula Taylor meninggal dikelilingi oleh empat anaknya.

Belakangan sineas Hollywood berencana memuat kisah hidup Elizabeth Taylor ke layar kaca. Adalah artis Lindsay Lohan yang ketiban sampur untuk berperan sebagai Liz Taylor. Menurut bos Lifetime Network, Rob Sharenow, Lindsay dinilai pantas memerankan artis sensasional tersebut.  Selain itu, Rob juga tengah mencari aktor yang akan berperan sebagai soulmate dan suaminya Elizabeth, Richard Burton.

Christine Hakim
Dari Indonesia, Christine Hakim adalah sosok yang berhasil memerankan tokoh besar  yang juga pahlawan nasional Cut Nyak Dhien. Kisah perjuangan Cut Nyak Dhien memang menarik para sineas Indonesia untuk mengangkatnya ke layar lebar. Eros Djarot berhasil mengarahkan film berjudul Cut Nyak Dhien hingga menjadi film terbaik Festival Film Indonesia tahun 1988.Film berdurasi 150 menit itu menceritakan perjuangan Cut Nyak Dhien memerangi Belanda setelah bertemu dengan Teuku Umar.

Nama Christine Hakim sudah menjadi jaminan kualitas akting.Aktris bernama lengkap Herlina Christine Natalia Hakim ini lahir di  Kuala Tungkal, Jambi, 25 Desember 1956.  Meski dilahirkan di Jambi, namun orang tuanya merupakan campuran Minangkabau, Aceh, Banten, Jawa, dan Lebanon. Hal inilah yang menyebabkan Christine kecil sering mempertanyakan identitas dirinya.

Sepanjang kariernya sebagai artis film Indonesia, Christine Hakim kerap mendapat pujian dan meraih penghargaan piala Citra  beberapa kali. Christine Hakim menjadi orang Indonesia pertama yang menjadi juri dalam Festival Film Cannes di Perancis dan menjadi aktris Indonesia pertama yang main film Hollywood yang berjudul "Eat Pray Love", bersama artis Julia Roberts.

Film Cut Nyak Dhien dianggap berhasil menggali lebih dalam, tak hanya mengenai sisi lain dari seorang Cut Nyak Dhien, tetapi juga dari sisi para penjajah Belanda. Eros  berhasil memperlihatkan dilema-dilema yang dihadapi Cut Nyak Dhien sebagai seorang pemimpin dan juga menunjukkan sisi kekerasan prinsipnya.

Film yang juga didukung oleh Slamet Rahardjo (Teuku Umar), Piet Burnama (Panglima Laot), dan Rudy Wowor ini sempat didaftarkan ke Academy Awards tahun 1990 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik. Sayang ia tidak lolos dalam pencalonan nominasi. Namun, bukan berarti film ini tidak mencetak prestasi di mancanegara. Film yang juga dibintangi oleh Rosihan Anwar tersebut sempat ditayangkan di Festival Film Cannes pada tahun 1989 dan menjadi film Indonesia pertama yang masuk dalam ajang bergengsi sekelas Cannes.

Bagi Christine, tak hanya pengakuan dari lembaga-lembaga besar yang mengukuhkan namanya sebagai legenda, penghargaan juga diraih dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang mengganjarnya sebagai aktris dengan "Pengabdian Sepanjang Masa". Christine menyebut penghargaan IKJ merupakan hal berbeda dibanding penghargaan lain yang pernah didapatnya. "Berbeda karena acara ini digelar tanpa dana besar dan hanya berdasarkan ketulusan hati," ujarnya.

Meryl Streep
Bunglon. Itulah julukan bagi aktris Meryl Streep, karena kemampuan hebatnya merubah watak sesuai tokoh yang diperankannya.  Salah satunya, saat Meryl memerankan bekas perdana menteri Inggris, Margaret Thatcher dalam film The Iron Lady. Akibat dari totalitas perannya sebagai Margaret, Meryl mendapat piala Oscar untuk ketiga kalinya. Ini menyusul piala Oscar dari film Kramer Vs Kramer (79) sebagai best supporting actress dan Oscar kedua lewat film  Sophie Choice.

Aktris bernama lengkap Mary Louise Streep ini lahir di Summit, New Jersey, Amerika Serikat, 22 Juni 1949. Streep melakukan debut pentas pertamanya dalam The Playboy of Seville pada tahun 1971 dan peran pertamanya dalam film-televisi The Deadliest Season. Debut aktingnya dimulai dalam film Julia pada tahun 1977.Sukses secara komersil membuatnya kemudian berperan dalam The Deer Hunter bersama Robert De Niro. Streep adalah pemegang rekor nominasi terbanyak (aktor dan aktris) dalam sejarah Oscar dengan 16 nominasi.

Tapi, tak hanya pujian, film The Iron Lady juga mendapat kritikan. Perdana Menteri Inggris, David Cameron  mengatakan penggambaran pendahulunya di Downing Street oleh Meryl Streep sebagai ''seni peran yang fantastis'', tetapi mempertanyakan waktu dalam film tersebut.''Ini adalah sebuah film yang lebih mengedepankan tentang penuaan dan elemen demensia (pikun) ketimbang menggambarkan seorang perdana menteri yang luar biasa''.

Tapi Phyllida Lloyd sutradara film ini membela karyanya. Kepada Evening Standard Lloyd mengatakan, ''Kami semua merasa bahwa menggambarkan seseorang yang mengalami pelemahan fisik dan kesehatan dan kelupaan bukanlah hal yang memalukan untuk ditayangkan di layar.'' Film Iron Lady dibuat dengan menggambarkan pada masa kini - ketika mantan perdana menteri digambarkan secara fisik dan mental melemah - tetapi juga berisi sejumlah adegan masa lalu di saat dia memimpin.

Yenny Rachman
Tak jauh-jauh dari sosok pahlawan, aktris Yenny Rachman juga pernah memerankan pahlawan nasional R.A. Kartini. Ini adalah film drama perjuangan Indonesia yang diproduksi pada tahun 1984. Selain Yenny Rachman, film yang disutradarai oleh Sjumandjaja ini juga dibintangi oleh Bambang Hermanto dan Adi Kurdi. Film yang menceritakan perjuangan Kartini untuk kesetaraan hak kaum perempuan ini dibuat berdasar buku 'Biografi Kartini' yang ditulis oleh (alm.) Sitisoemandari Soeroto.


No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda!