Daftar Isi

Tuesday, April 3, 2012

Aduh, Lagi Capeee....!

Ada tiga hal yang membuat seorang seleb tidak mau diwawancara. Bisa karena sibuk syuting hingga memilih untuk istirahat dibanding menerima si kuli tinta. Atau punya kasus pribadi dan mereka ogah publik tahu, hingga mereka antipati pada media. Tapi yang paling sering sih karena nama mereka sudah menjulang tinggi, hingga tak butuh lagi publikasi. Faktor paling buncit alias nomor tiga inilah yang sering terjadi dan kadang ironis. Saya sudah berkali-kali mengalaminya.  Tapi karena ini risiko pekerjaan, jadi sakit hati atau perasaan tersinggung saya simpan saja di laci lemari pakaian.

Tak banyak yang tahu, saat seorang calon artis belum punya nama, mereka amat mencari-cari publikasi media. Sebab, kalau sudah terkenal, job biasanya datang lumayan deras. Di sisi lain, ketika belum terkenal, menjadi amat menyakitkan dicuekin wartawan di sebuah acara publik. Kala wartawan beramai-ramai memburu artis tertentu, seorang artis pendatang baru biasanya menghibur diri dengan pura-pura bertelepon, atau memain-mainkan keypad ponsel. Matanya terlihat jengah, karena tak mendapat sapaan,"Mas,mba...bisa minta waktu buat wawancara sebentar??".

Nah, cerita ini terkait dengan seleb tenar. Nama Nunung OVJ sudah tentu amat dikenal publik. Maka saat rapat redaksi memutuskan untuk memburunya, saya segera bergerilya mencari nomor kontaknya. Dari seorang teman,saya dapatkan nomor kontak manajernya. Namanya Ian. Saya telepon dan utarakan maksud. Saya ingin mewawancarainya untuk edisi khusus Kartini April 2012. Ceritanya sederhana. Soal kemandirian dan daya juang Nunung sebagai tulang punggung keluarga. Maksudnya, Nunung bisa jadi sosok inspiratif, layaknya ibu kita Kartini.

Awalnya Ian menjanjikan untuk mencari waktu yang pas. Beberapa hari kemudian, saya tagih janjinya. Mengejutkan, dia bilang Nunung tidak punya waktu, karena tiap hari dilokasi  syuting. Saya lantas minta waktu saat dia break syuting OVJ. Tak ada jawaban. Lain hari, saat saya kembali kontak, Ian bilang tidak bisa karena break syuting biasanya dipakai untuk make up dan lain-lain. Tidak bisa diganggu. Saya sudah mulai punya firasat Nunung tidak mau. Pasalnya, saya pernah wawancara Sule di sela syuting OVJ. Aman dan lancar saja tuh....

Saya lantas minta Nunung menjawab pertanyaan via email. Tapi Ian bilang tidak punya email. Lewat pesan pendek juga tak dibolehkan.Karena sudah mendekati deadline, saya lantas berinisiatif menyambanginya dilokasi syuting Opera Van Java di Studio kawasan Perdatam, Pancoran, Jakarta Selatan. Saya ingin lihat bagaimana reaksi Nunung saat saya cegat. Siapa tahu dia mau. Dari Depok, saya berangkat naik motor dan sampai di Pancoran habis maghrib. Saya langsung telepon nomor Ian. Di ujung   telepon, seorang gadis menerimanya.

Saya beranikan diri untuk minta waktu wawancara dengan Nunung, mumpung lagi break. Sebentar saja. Barang sepuluh menit. Tapi perempuan di ujung telepon bilang, Nunung sedang tidur. Saat saya desak, dia lantas minta waktu mau ngomong sama manajernya. Saya persilahkan. Saya tunggu di luar studio. Hingga satu jam tidak ada jawaban. Akhirnya saya SMS dan Ian bilang baru saja ada fotografer ambil gambar Nunung. Ian mengatakan fotografer itu berasal dari media saya?

Karena tak juga diijinkan masuk, saya putuskan untuk menunggunya hingga syuting selesai. Kebayang khan menunggu orang syuting dalam kondisi  lelah dan ngantuk. Tepat pukul 22.00 WIB, Nunung saya cegat. Saya bilang minta waktu barang 10 menit. Tapi dia menolak karena mengaku sangat capai. "Besok saja ke sini lagi,"kata Nunung berjanji.

Dalam dinginnya udara malam Jakarta, akhirnya saya tinggalkan studio. Besoknya saya datang lagi. Seperti kemarin, saya datang tepat habis maghrib. Saya utarakan maksud pada crew Trans7. Ada juga asisten Nunung. Mereka bilang Nunung masih tidur. Dijanjikan pukul 19.00 WIB. Okelah. Satu jam saya tunggu. Tapi sampai jarum jam bertengger di angka 19.00, kok Nunung tidak keluar juga. Saya lihat Nunung masih berbaring di kursi.

Saat arloji di tangan saya menunjuk angka 20.00, saya kembali cegat asistennya. Tapi dia mengaku tidak berani membangunkan. Untunglah ada seorang perempuan dari perusahaan tempat penyewaan busana. Dia sudah akrab dengan Nunung, karena koleksi busana tradisionalnya selama ini disewa oleh kru OVJ. Saya minta tolong sama dia. "Kalau mau wawancara ya keluar, kalau nggak mau saya pulang,"ujar saya.

Perempuan itu masuk ke dalam ruang make up. Tak lama dia keluar dengan jawaban yang tidak mengejutkan. Dia bilang Nunung ogah diwawancara. Tidak ditunda?"Kayaknya ogah. Soalnya dia sudah bangun tapi bilang lagi capai. Nggak ada kalimat nanti atau gimana,"kata perempuan itu. Akhirnya saya segera mengambil keputusan. Saya keluar dan  dengan motor saya ngebut pulang ke rumah. Saya ucapkan selamat tinggal Nunung. Semoga selalu berada di "atas", ngetop dan kaya raya selalu, supaya bisa membatalkan janji pada wartawan dengan seenaknya,xixixixi

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda!