Daftar Isi

Friday, January 6, 2012

makanannya mana?

Makan gratis dan enak adalah keuntungan tersendiri saat liputan di acara-acara peluncuran album, film atau buku. Kami, para wartawan, menyebutnya liputan wangi. Sementara untuk liputan yang dilakukan wartawan kriminal –seperti ke kamar mayat, TKP pembunuhan dan lapangan berdebu- biasa disebut liputan becek. Suatu hari, karena kantong sedang kering, saya mencoba mencari tahu, apakah ada liputan wangi yang bisa saya datangi. Seorang teman memberi tahu, ada liputan peluncuran album di Hard Rock CafĂ©, Jakarta. Wah, asyik nih,pikirku.Bakal bisa makan dan minum sepuas hati,kataku dalam hati.

Menariknya lagi, acara dilakukan setelah shalat dzuhur. Pas waktu makan siang. Ini berarti sesuai dengan niatku hari itu, untuk melakukan gerakan mengencangkan ikat pinggang. Kawanku, seorang fotografer senior dari harian di Bandung, mengaku tidak bisa datang karena ada liputan lain. Tapi tak apalah. Itu tidak penting. Tapi bagaimana caranya saya bisa makan gratis secara sah dan halal, itu yang harus diperjuangkan.

Saya tak mau menyebut nama artis dan labelnya. Penyanyinya tidak cukup terkenal, termasuk labelnya. Tapi ini juga tidak penting. Yang jelas, setelah saya chek ulang, informasi dari temanku itu valid. Habis rapat redaksi, saya segera meluncur ke HRC. Perut sengaja saya kosongkan, karena berdasar pengalaman, kalau sudah makan kenyang, ditempat acara malah cuma ingin minum saja karena haus.Maklumlah. Perjalanan naik motor di tengah belantara Jakarta panasnya minta ampun.

Beruntung saya tidak terlambat di tempat tujuan. Bahkan sampai di HRC, suasana masih sepi. Segera saya mengisi daftar hadir dan diberi rilis. Masuk ke dalam, hanya beberapa teman kuli tinta sedang duduk-duduk. Ada hal aneh saya rasakan ketika baru masuk. Tak jauh dari pintu masuk, di sisi tiang penyangga bangunan, biasanya ada meja panjang yang berisi makanan. Di situ diletakan minuman dingin –biasanya air putih dan teh serta kopi. Tapi saat itu, tak saya lihat barang-barang itu. Mejanya juga tak ada.

Sejenak saya menenangkan diri. Saya pikir, panitia mungkin punya strategi sendiri. Bersabar barang beberapa menit tak apalah. Waktu menunggu makanan itu saya pakai untuk membaca rilis dan mengamat-amati compact disc yang dibagikan. Saya juga mencoba melihat-lihat suasana, apakah temanku ikut hadir atau tidak. Ternyata benar, dia tidak datang.

Pukul 13.00 mulai acara. Karena niatnya cuma ingin numpang makan, saya tak begitu peduli. Lagi pula saya datang tanpa koordinasi dengan koordinator liputan. Jadi tak mungkin dimuat ini rilis album. Apalagi penyanyinya tidak “menjual”. Saking sabarnya, saya tunggu terus makanan keluar. Perut mulai sakit. Istri di rumah SMS menanyakan keberadaanku. Saya bilang sedang liputan.

Satu hingga dua jam berlalu. Makanan belum muncul juga. Perutku semakin perih. Celakanya, selain tak ada makanan, minuman juga tak ada. Mau pesan kasir?Enak saja!Tahu sendiri harga minuman di HRC. Bisa-bisa program pengencangan ikat pinggang gagal.Ah, mungkin panitia mengeluarkan makanan dan minuman di akhir acara. Supaya para wartawan bodrek tidak menghabiskannya,batinku. Wartawan bodrek adalah wartawan gadungan yang kerjanya keluyuran mencari “amplop” dan godie bag di acara-acara liputan wangi.

Ini yang saya katakan strategi. Seperti penyerahan godie bag, biasanya dilakukan setelah akhir acara. Itu juga diberikan pada wartawan yang tertera di undangan. Soalnya teman-teman punya kebiasaan buruk. Mereka senang pulang duluan, kalau godie bag-nya sudah ditangan. Dengan ditahan sampai acara selesai, mau tak mau para wartawan akan terus bertahan. Makanya saya berfikir, barangkali makanan dan minuman itu akan dikeluarkan setelah acara selesai.

Jarum jam menunjuk pukul 15.00.Aduh, perutku sangat perih karena sangat lapar. Saking tak kuatnya, saya segera memutuskan angkat kaki. Saya tinggalkan acara dengan perut masih keroncongan. Dalam hati saya mengutuk keras keputusanku untuk tidak makan dulu di kantin.”Sialan nih gue kena batunya,”umpatku.

Sampai di rumah saya makan banyak. Istriku tanya, apa di tempat acara tidak dikasih makan?Biasanya kalau habis liputan wangi, saya menolak saat ditawari makan.Ketika saya ceritakan, dia cuma ngomel-ngomel karena saya nekad tak makan siang.Sejak itu, kalau ada liputan wangi yang terkait dengan makan, saya tak mau lagi mengambil risiko mengosongkan perut. Daripada capai-capai datang ternyata tak ada makanan?Iya, tidak?hahahaha....

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda!