Daftar Isi

Sunday, January 29, 2012

Nunggu si Jambul, Motor Hampir Hilang

Akhir November 2011, penyanyi Syahrini ramai diberitakan media. Gara-garanya, ia didapuk menjadi penyambut David Beckham dan tim sepakbola LA Galaxy yang diperkuatnya. Bulan itu, LA Galaxy memang sedang tour ke Indonesia, sebelum melanjutkan ke Pilipina dan Australia. Sebagai selebritas papan atas Indonesia, Syahrini ketiban sampur untuk mengucapkan sugeng rawuh pada Mas Beckham.

Bukan Syahrini kalau tidak bersikap kontroversial. Ketika menyambut Bechkam dan konco-konconya di air port Soekarno-Hatta, Syahrini berdandan habis-habisan ala Victoria Beckham. Itu lho bekas penyanyi spice girls yang akhirnya menjadi nyonya Beckham. Tak kalah heboh, sembari mengelus pipi Beckham, Syahrini juga mengaku Beckham sempat main mata dengan dirinya.Keriuhan semakin menjadi-jadi, karena Syahrini menciptakan mode rambut yang diberi nama "jambul katulistiwa", sebagai persembahan khusus untuk menemui Beckham.

Pujian dan hujatan serentak datang. Sejumlah selebritas tanah air mengeluarkan kata-kata tak bersahabat di twitter mereka. Ada yang bilang Syahrini "malu-maluin". Juga ada yang tak segan-segan menyindir Syahrini mirip ondel-ondel. Pokonya seru, panas,dan ramai. Memang, karena harga tiket yang mahal, pertandingan LA Galaxy lawan  timnas Indonesia tak menyedot banyak pengunjung. Tapi ingar-bingar pemberitaan soal tingkah mantan teman duet Anang Hermansyah itu, membuat event kedatangan Bechkam menjadi perhatian banyak pihak. Terutama tentu saja kaum ibu-ibu, penonton setia tayangan infotainment, yang Minggu itu banyak didominasi paras Syahrini.

Syahrini dianggap sukses "memasarkan" Beckham.Plus dengan segala ribut-ribut di belakangnya, Syahrini pun di plot layak sebagai cover. Untuk itu, rapat redaksi menyuruh saya buat janji untuk mewawancarainya. Tentu ini bukan perkara mudah. Kondisi saat itu jauh berbeda dibanding ketika ia masih belum terkenal. Syahrini setelah namanya menjulang, sangat susah diminta waktu. Maklumlah. Kesibukan bejibun. Setelah berkali-kali mengontak Rendy, manajernya, kesepakatan dibuat. Saya bisa mewawancarai dia lewat surat elektronik. Artinya, pertanyaan dikirim dulu. Nanti di jawab.

Kata Rendy, Syahrini akan show ke Jepang. Jadi waktunya mepet. Kalaupun mau ketemu, bisa di tempat syuting Dahsyat. Tapi itu tidak bisa lama-lama.Dalam kebimbangan yang mendera, akhirnya saya rayu terus. Rendy mengalah. Dia bilang boleh ketemu Syahrini pagi di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta sebelum Syahrini bertolak ke Jepang. Saya dan fotografer meluncur ke bandara. Celakanya, hingga pukul 11.00 Syahrini belum nongol.Saat saya konfirmasi ke adiknya, ternyata Syarini baru akan ke bandara malam hari. Karena pesawat ke Jepang take off pukul 23.00.Untuk mencegatnya, saya dan fotografer bisa datang pukul 20.00.

Saya dan fotografer sempat kesal. Tapi karena sudah biasa, kita tak patah semangat. Saya akhirnya berjanji akan datang lagi malam hari.Kala itu date line sudah sangat mepet. Menunggu malam, pikiran saya semakin kacau, karena ada rubrik lain yang belum dapat nara sumber. Akhirnya kami kembali berangkat. Di bandara, walau saya dan fotografer sudah datang tepat waktu, hingga pukul 21.00 Syahrini tidak juga menampakan batang hidungnya. Kabarnya ia masih sibuk syuting taping di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang.

Dalam kekalutan yang mendera, tiba-tiba masuk telepon dari satpam kantor. Saya sempat heran juga. Satpam tanya motor saya di mana?Soalnya di tempat parkir hanya ada jaket dan helm. Saya bingung. Spontan saya bilang, motor di bawah pohon mangga di parkiran kantor. Tapi kemudian saya coba ingat-ingat lagi, ketika satpam meyakinkan tidak mungkin motor hilang kalau di parkiran."Aduh, saya lupa. Motor ada di luar pagar kantor.Dekat pos hansip,"tiba-tiba ingatan saya timbul.

Kepanikan segera mencengkeram benak saya. Satpam mengecek di samping pos hansip. Ternyata sudah kosong. Saat itu hari sudah malam, sekitar pukul 22.00. Saya lemas. Terbayang harus kembali kredit motor. Dengan nada bergetar, berkali-kali saya minta informasi, apakah benar motor sudah tidak ada. Jawaban satpam sama. Motor raib entah ke mana. Mereka hanya mengatakan akan mencarinya.Saya SMS istri. Tak lama mertua telepon. Saya ceritakan apa adanya. Mertua menenangkan. Rupanya dia menelepon karena istri saya menangis menceritakan musibah ini.

Terus terang, acara menunggu Syahrini jadi seperti sedang menunggu hukuman gantung. Panik, gelisah, tak tahu harus berbuat apa. Pokoknya stres. Ini semua gara-gara saya terlalu fokus dan tegang ngejar Syahrini. Jadi motorpun sampai ketinggalan di luar. Namun, alhamdulilah, tak berselang lama satpam telepon motor sudah ditemukan. Kira-kira sejauh 500 meter dari pos hansip dalam kondisi tergeletak di pinggir jalanan sepi. Kedua bannya kempes. Saya lantas menyuruh untuk mengamankannya. Saya telepon mertua dan bilang motor sudah ditemukan. Lega sekali rasanya.

Balik ke kantor pukul 24.00. Motor saya tambal di tukang ban depan kantor. Satpam saya kasih uang sepantasnya. Mereka nampak terheran-heran, ketika mendengar cerita kekhilafan saya (kalau bisa dibilang begitu). Pukul 16.00 sebelumnya saya keluar mau cari makan. Namun baru jalan sebentar, di depan pos hansip ada penjual ketoprak. Saya berhenti. Motor tidak saya kunci stang. Setelah pesan satu piring, saya bilang ketopraknya nanti di kirim ke dalam. Saya lantas masuk ke kantor meninggalkan motor. Rupanya, setelah itu semua seperti terlupakan. Syahrini telah membuat motor Suzuki Thunder alat mobilitas saya hampir saja melayang. Untung Tuhan masih berbaik hati,hehehe.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda!