Daftar Isi

Friday, January 6, 2012

di "tipu" artis

Seperti politisi, artis juga salah satu pihak yang amat mementingkan citra. Mereka       tak mau terlihat lecek di depan kamera, ogah ditulis memiliki kebiasaan yang jika terdengar terkesan buruk dan selalu menyembunyikan hal-hal yang bisa mempengaruhi nama baiknya di depan publik. Seperti politisi, mereka sadar persepsi negatif public akan berpengaruh terhadap keberlangsungan karir mereka.Ingat kasus trio Ariel-Luna Maya-Cut Tarie. Setelah video mesumnya terpublikasi, ketiganya langsung di copot secara sepihak dari berbagai perusahaan yang menggunakan jasanya untuk beriklan.
Syahrini tetap setia mengenakan bulu mata palsu, meski sedang terkapar di atas ranjang rumah sakit, agar terlihat cantik.Seorang bintang terkenal dengan nama berbau Eropa Timur amat marah, ketika ia dideskripsikan sedang merokok di sebuah pusat perbelanjaan di Singapura.
Begitu pula seorang penyanyi yang juga mantan istri siri pedangdut terkenal. Padahal di tabloid tempat saya bekerja, kutipannya pendek saja.Ia dilukiskan menjawab sambil mengepulkan asap rokok.Begitu tabloid terbit, penyanyi yang sering merubah nama itu langsung menelepon dan menyatakan kekecewaanya.
Aku tak tahu apa yang negatif dari penyanyi ini. Ia seorang penyanyi kondang era 90-an dengan hits terakhirnya masih sering dipakai untuk mengiringi sebuah tarian.Maka ketika ia menyambut gembira permintaan wawancara yang aku ajukan, hari, tanggal dan jam pertemuan pun di rancang.Awalnya, ia minta bertemu di sebuah restoran cepat saji di wilayah Gintung, Ciputat, Tangerang.”Pagi saja ya mas?Sekitar jam 7,”katanya.
Tak ada yang salah memang dengan pilihan jamnya. Tapi aku merasa surprise saja. Biasanya jam-jam segitu artis masih tidur.Tapi penyanyi asal Indonesia Timur ini justru menantangku untuk bangun pagi.Aku sih oke-oke saja. Siapa takut?Wong biasa keluar rumah pukul 03.00 WIB untuk mengejar pesawat di Bandara Soekarno-Hatta kok…Nah, menjelang bokongku menaiki sadel Suzuki Thunder andalanku, tiba-tiba telepon berdering. Degh!Ternyata si penyanyi menelepon.
“Halo, mas! Wawancaranya dirubah saja jam dan tanggalnya ya?Soalnya saya mau ke Palembang sekarang,”kata dia. Mau tak mau, aku menurut. Soalnya aku sendiri butuh.Kalau aku menyatakan kecewa, lantas dia mencabut kesediaannya, sia-sia aku bersabar selama beberapa hari menunggu lampu hijau dari dia. Pagi itu, aku batalkan bertemu dengan dia.
Berhari-hari, saat ia menjanjikan pertemuan, selalu saja dibatalkan mendadak. Sebetulnya kalau dia tidak mau, bagiku tak masalah. Kode etik jurnalistik dilarang memaksa nara sumber.Tapi jika tiap pembatalan selalu diganti dengan jam dan hari baru, apa salah kalau kemudian saya kirimi pesan pendek berbunyi; jadi hari ini wawancara bang?
Dalam hati, aku sendiri sudah mulai curiga.Ada apa kok beliau selalu merubah hari pertemuan secara mendadak? Apa dia tidak enak menolak secara langsung. Kasus seperti ini aku alami juga saat meminta waktu wawancara pengarang lagu terkenal era 80-an, yang sekarang tinggal di Bandung, Jawa Barat. Alasannya macam-macam dan selalu janji akan mengganti dengan hari lain. Karena kesal, aku tidak lagi mengontaknya. Belakangan aku tahu, dari teman dekatnya dia punya istri dua. Alamak!!
Setelah berkali-kali gagal,akhirnya hari H yang dijanjikan itu datang juga. Aku tak yakin ini kembali batal. Tak ada alasan dia menyembunyikan istrinya. Tidak juga reputasinya yang tak pernah terlibat narkoba. Pendek kata, penyanyi ini, menurut seorang penyanyi pop terkenal yang kini tinggal di Bandung, keluarganya bahagia.
Tempat pertemuan di Grand Indonesia, Jakarta. Jam-nya pagi. Tepatnya jam berapa menyusul, kata beliau. Begitu juga lokasi pastinya di Grand Indonesia. Dalam bayangan aku, tidak susah mencari tempat tongkrongan di Grand Indonesia.Maka aku tak mau rewel. Aku jawab atur saja semuanya bang.Pasti aku datang.Sehari menjelang pertemuan, dia mengirim pesan pendek. Aku sanggupi keinginannya bertemu sekitar pukul 10.00 WIB.Kebetulan tidak ada liputan lain.Maka di hari yang ditentukan,aku meluncur ke Grand Indonesia.
Hari itu dia katanya ada rilis album kompilasi dengan penyanyi-penyanyi jadul lain.Tiba di Grand Indonesia, aku tanya-tanya ke sekuriti. Biasanya di mall sekuriti tahu ada acara apa hari itu. Celakanya, tak satu pun yang mengetahui ada acara peluncuran album. Saat aku tanyakan melalui SMS, tak kunjung di balas. Pulsa aku juga sudah limit, hingga tidak bisa meneleponnya.Aku cari front office dan di situ ada bagian informasi yang barangkali bisa memberikan petunjuk di mana sang penyanyi ada.Tapi, bagian informasi tak tahu sedikitpun ada acara apa hari itu di Grand Indonesia.Aku tunggu sambil melihat-lihat patung dari metal sebagai penghias lobi gedung.Hingga pukul 12.00 aku kembali berkirim pesan pendek. Aku juga coba miss call, dengan sisa-sisa pulsa yang ada. Tapi tetap penantianku sia-sia.
Hingga pukul 15.00 WIB tak ada kabar berarti. Akhirnya dengan hati dongkol aku tinggalkan Grand Indonesia. Tak berapa lama, berita rilis album itu muncul di sebuah harian ibu kota.Di bilang kecewa, aku sangat kecewa.Baru kali ini sebagai wartawan aku kena tipu,hehehe.Sejak itu, aku tak lagi mau mengontak sang penyanyi itu. Cukuplah sudah penderitaan aku menunggu sejak pagi hingga sore, tanpa ada permintaan maaf atau pemberitahuan sama sekali. Sekitar akhir Juni 2011, aku dengar ia mengalami koma setelah terserang stroke.Tak lama kemudian ia meninggal dunia. Inallilahiwainailahirojiun....

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda!